Bisnis.com, JAKARTA – Berawal dari jatuh hati hingga menjadi hobi, sejumlah kolektor atau pecinta sneakers gandrung dan rela melancong keluar negeri demi memburu sepatu sporty tersebut.
Kolektor sneakers Isser Jamers mengatakan salah satu pengalaman paling tak terlupakan dalam rangka memburu sepatu ini terjadi di Amsterdam. Demi membeli sneakers, Isser mengantri selama 2 jam dari mulai pukul 07.00 sampai 09.00 waktu setempat. Saat itu, Isser sedang hunting sejumlah produk sneakers terbaru dari Nike yakni Air Jordan, Air Max 1, dan Air Max 90.
“Saat itu cuaca sedang dingin-dinginnya, sampai dua derajat celcius, angin yang berhembus juga luar biasa dingin,” terang Isser kepada Bisnis.com, Jumat (21/2/2020).
Pecinta merk Nike ini mengaku tidak pernah menyesal menggelontorkan uang untuk membeli sneakers. Buktinya, saat ini Isser sudah memiliki 200 pasang sneakers dengan puluhan jenis. Keterpikatan Isser pada sneakers disebabkan oleh kelangkaan produk ini. Alhasil, pemeliharaan sneakers menjadi salah satu fokus Isser dalam mengoleksi sneakers.
“Tips khusus merawat sneakers tidak ada karena barang selalu tergantung umurnya. Pasti akan rusak pada waktunya. Hanya saja, kalau dipakai rutin biasanya sneakers akan lebih awet,” tutur Isser.
Berkat hobi mengoleksi sneakers, Isser menyadari peluang bisnis dan investasi yang terbuka pada produk ini. Alhasil, dia pun berinisiatif memulai bisnis dengan membuka outlet sneakers bernama Badass Monkey. Gerai Badass Monkey pun menjual barang-barang streetwear premium mulai dari Nike, Adidas, Vans, Anti Social Social Club, BAPE, Supreme, dan lainnya.
“Jadi ini seperti investasi tak terduga, saya tak pernah beli sneakers karena ingin investasinya. Saya beli karena saya suka, nilai investasinya seperti bonus saja,” sambung Isser.
Berkat rasa suka, demikian juga Bambang Reguna Bukit alias Bams, mantan vokalis band Samson mulai gandrung membeli sneakers. Bams mengklaim, sneakers adalah produk yang paling ideal untuk dipakai ketimbang dikoleksi. Dia beralasan, sneakers adalah sepatu yang paling ideal untuk dikenakan bersama pakaian formal maupun pakaian casual.
“Untuk memelihara sneakers, terutama yang mengoleksi sepatu harus ditempatkan di ruangan yang suhunya tidak mudah berubah-ubah,” ujarnya.
Bams yang menyukai sneakers berwarna putih ini pun memiliki pengalaman menarik saat hunting sneakers. Dia bercerita, saat memburu sneakers, dia pernah menjumpai seorang anak kecil yang juga berbelanja sneakers. Uniknya, anak tersebut memiliki uang tunai yang terbilang sangat banyak bagi anak kecil untuk disimpan sendiri maupun untuk belanja.
“Anak kecil itu nanya ke penjual, dengan uang yang banyak itu, bisa mendapatkan sepatu apa? Lalu saya lihat dia bayar cash. Saya jadi geleng-geleng kepala, anak zaman sekarang sudah beda,” terangnya.
Bams menilai perubahan zaman ikut membuat tren sneakers berubah lebih cepat. Sneakers yang awal mulanya terkesan maskulin dan terbatas pada laki-laki, kini bisa dipakai juga oleh perempuan. Tak hanya itu, pangsa pasar sneakers semakin meluas dan merambah lintas usia dan gender.