Bisnis.com, JAKARTA - Milenial adalah generasi yang dianggap paling sulit untuk menabung. Pernyataan tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada kalangan milenial.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh perusahaan Luno dan Dalia Research kepada 7.000 responden dengan rentan usia 23-28 tahun, maka diperoleh hasil sebanyak 69 persen diantaranya tidak menabung bahkan berinvestasi.
Ada tiga penyebab generasi milenial tidak suka berinvestasi. Independent financial planner dari Financialku.com, Shierly menjelaskan tiga alasan tersebut yakni:
1. Salah satu sifat milenial adalah gampang bosan dengan barang yang baru dibeli. Gaya hidup generasi milenial adalah mementingkan kebutuhan sekunder.
Biasanya, generasi milenial cenderung lihat handphone keluaran baru. Bila menemukan smartphone terbaru, amak bosan dengan yang telah dimiliki, dengan kata lain mau ganti. Hal ini yang membuat uang mereka terus terpakai dan belum sempat disimpan.
2. Mudahnya bertransaksi non-cash. Pada zaman dulu, orang tidak bisa melakukan apapun bila tak membawa dompet atau uang. Paling tidak, cara yang dilakukan adalah mencari pinjaman kepada teman.
Namun, pada zaman sekarang ini, orang-orang tak khawatir bila tak membawa smartphone. Sebab, transaksi kini bisa dilakukan dengan dompet digital. Kemudahan transaksi non-tunai membuat milenial mudah mengeluarkan uang dari rekeningnya.
3. Prinsip hidup hanya sekali. Prinsip YOLO atau you only life one atau hidup hanya sekali membuat generasi milenial lebih suka menikmati hidup daripada menabung dan membeli aset.
Prinsip YOLO ini membuat generasi milenial lebih suka mencari pengalaman baru, seperti melakukan perjalanan hingga mencoba hal-hal baru yang menyenangkan. Kini, banyak pemuda-pemudi yang lebih menyukai kesenangan sesaat dan tak memiliki warisan yang bisa diberikan untuk keturunannya.