Penumpang menggunakan antiseptik atau hand sanitizer di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (3/3/2020). PT MRT menyediakan antiseptik di setiap stasiun guna menghambat penyebaran virus Covid-19 (Corona Virus Desease). Bisnis/Endang Mucthar
Health

Dua Pasien Diduga Virus Corona di Bandung, Terbukti Negatif

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Selasa, 3 Maret 2020 - 17:33
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Dua pasien di RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung, yang sempat melalui pengetesan dari Litbangkes Corona virus dinyatakan negatif.

Direktur Utama RSUP dr. Hasan Sadikin, Nina Susana Dewi mengkonfirmasi hasil laboratorium kedua pasien terduga corona virus yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung terbukti negatif. “Hasil resmi sudah kami terima dari Litbangkes, pada keduanya dinyatakan negatif virus corona,” ungkapnya dikutip dari laman resmi, Selasa (3/3/2020).

Dia merinci kondisi pasien WNA China, dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atas, sudah baik dan pulang pada 29 Januari 2020 lalu. Adapun kondisi pasien inisial HA dengan infeksi saluran pernapasan akut bawah saat ini masih memerlukan perawatan.

Ketua Tim Infeksi Khusus RSHS, Yovita Hartantri menambahkan, secara umum kondisi pasien HA yang membaik terlihat dari meredanya demam. Selain itu hasil foto thorax juga menunjukan adanya perbaikan.

“Namun masih membutuhkan perawatan di ruang isolasi, untuk perawatan selanjutnya akan kami adakan dulu pertemuan dengan tim,” tuturnya.

Sejak kemunculan virus corona RSHS sudah menerima 5-6 pasien yang merasa khawatir akan kondisinya karena merasa baru pulang dari luar negeri tanpa adanya gejala-gejala terduga virus corona yakni demam, pilek, batuk dan sakit tenggorokan.

Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Nucki Nursjamsi menjelaskan, masyarakat tidak usah panik, ada empat kriteria yang penting untuk diketahui oleh masyarakat sehingga tidak perlu langsung datang ke rumah sakit. Sesuai panduan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan mengenai Deteksi dan Respon Infeksi 2019-nCoV, terkait corona ini terdapat empat kriteria.

Pertama, orang dalam pemantauan, yakni seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah yang terjangkit, memiliki riwayat kontak dengan hewan penular hanya jika hewan penular sudah teridentifikasi di China atau wilayah lain yang terjangkit. Untuk kriteria ini cukup kontrol ke puskesmas, tidak usah dirawat dan diharapkan mengisolasi diri di rumah dengan pemantauan dari puskesmas.

Kedua, pasien dalam pengawasan yakni seseorang dengan gejala pernafasan akut seperti demam, pilek, nyeri tenggorokan dan ada riwayat pulang dari China atau negara lain yang terkonfirmasi ada yang terjangkit.

Suspek juga terpantau memiliki riwayat paparan misalnya kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV; bekerja atau mengunjungi fasilitas yang berhubungan dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV; atau memiliki riwayat kontak dengan hewan menular, hanya selama hewan penular sudah teridentifikasi. Bisa juga, seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum sakit. Untuk kriteria ini harus dirawat di rumah sakit yang memiliki fasilitas isolasi.

Ketiga, kasus probabel, yakni kasus suspek yang diperiksa untuk 2019-nCoV tetapi inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan, maupun seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.

Keempat, kasus konfirmasi, yakni seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro