Bisnis.com, JAKARTA - Pemakaian hand sanitizer saat ini mungkin meningkat signifikan menyusul mewabahnya virus corona di dunia.
Hal ini menyusul imbauan dari ahli kesehatan bahwa mencuci tangan adalah salah satu cara paling efektif dalam mencegah penularan virus tersebut.
Tetapi, ternyata, berlebihan memakai hand sanitizer juga memberikan dampak yang buruk. Dikutip dari Japantimes.com, beberapa ahli medis telah memperingatkan bahwa penggunaan pembersih tangan berbasis alkohol secara berlebihan untuk melindungi terhadap virus corona dapat meningkatkan risiko infeksi melalui gangguan kulit.
Menurut ahli tersebut, mencuci tangan terlalu sering juga dapat memiliki efek buruk dengan mengaburkan kulit, yang bertindak untuk menjaga kelembaban dan mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh.
"Tentu saja, perlu mencuci tangan dan menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol untuk mengurangi penularan virus baru, tetapi melakukan sesuatu yang berlebihan itu tidak baik," kata juru bicara produsen bahan kimia dan kosmetik Kao Corp seperti dikutip Japantimes.com.
Menurutnya, meskipun alkohol sering digunakan untuk menjaga tangan bebas dari bakteri dan virus, alkohol juga menghilangkan kulit dari minyak dan air dan dapat mengakibatkan tangan kasar jika digunakan terlalu banyak.
Paparan bahan kimia yang berlebihan juga bisa memicu iritasi kulit. Ketika fungsi penghalang kulit terganggu, itu menjadi lebih rentan dan semakin kasar. "Kulit kering dan rusak bisa menjadi sarang bakteri penyakit dan juga meningkatkan risiko virus memasuki tubuh melalui luka di kulit," tambahnya.
"Untuk mencegah infeksi, jauh lebih penting untuk mencuci tangan dengan sabun selama lebih dari 30 detik secara efektif daripada mencuci tangan beberapa kali sehari," katanya.
Selain itu, dia mengimbau orang untuk menyeka tangan mereka dengan handuk bersih atau handuk kertas setelah mencuci karena tangan yang lembab dapat menyebabkan gangguan kulit dan memudahkan patogen untuk menempel.
Dia menambahkan bahwa menerapkan lotion atau krim pelembab sangat penting untuk menjaga tangan dari pecah-pecah.
Sementara itu, pusat pengendalian penyakit CDC juga menyebutkan tidak semua kuman bisa dibersihkan dengan hand sanitizer, demikian dikutip dari situs resminya.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa pembersih tangan bekerja dengan baik saat dipakai di di kegiatan klinis seperti rumah sakit, di mana tangan bersentuhan dengan kuman tetapi umumnya tidak berlaku untuk membersihkan tangan yang sangat kotor atau berminyak.