Petugas memantau suhu tubuh penumpang menggunakan alat pemindai suhu tubuh yang dipasang di Terminal Penumpang Kapal Pesiar Pelabuhan Benoa, Bali, Minggu (8/3/2020). /Antara-Fikri Yusuf
Health

Pejabat Negara Positif Corona, Ini Anjuran bagi Orang Sekitarnya

Desyinta Nuraini
Sabtu, 14 Maret 2020 - 22:11
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia terbilang cepat. Semula hanya 2 orang yang positif corona pada awal Maret lalu, namun hari ini tercatat total ada 96 kasus.

Kendati demikian, dari 96 kasus tersebut, 8 diantaranya dinyatakan sembuh dan 5 orang meninggal dunia.

Sementara itu, di Jakarta, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 586 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 261 orang. Angka ini terhitung pada 1-12 Maret 2020.

Ahli Penyakit Tropis dan Infeksi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Erni Juwita Nelwan menyarankan pemeriksaan usap atau swab tenggorokan perlu dilakukan bagi mereka yang sempat melakukan kontak dengan pasien atau orang yang dicurigai terinfeksi Covid-19.

Hal tersebut untuk mengetahui apakah yang bersangkutan tertular atau tidak virus tersebut. Jika menunjukkan hasil positif, dengan demikian bisa segera diisolasi supaya tidak menularkan orang lain.

"Buat yang kontak dengan pasien yang dicurigai juga ditrace, diswab," ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (14/3/2020).

Penyebaran virus corona memang paling cepat ketika ada kontak langsung dengan pasien. Namun bisa juga melalui benda yang tercemar percikan liur orang yang terinfeksi virus tersebut.

Oleh karena itu, mencuci tangan masing-masing menjadi solusi utama untuk terhindar dari virus ini. Sementara penggunaan masker kata Erni hanya untuk orang yang sedang mengalami flu atau batuk. "Bila sakit di rumah saja," imbuhnya.

Pencegahan menjadi hal yang utama untuk dilakukan, mengingat hingga kini, belum ada vaksin untuk mengatasi virus yang dinyatakan sebagai pandemic oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) ini.

Indonesia pun belum mengembangkannya. Kalaupun ingin dikembangkan, kata Erni harus ada lembaga khusus yang mengembangkan vaksin. "Misalnya Biofarma kalau di Indonesia," tukasnya.

Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Miftahul Ulum
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro