Bisnis.com, JAKARTA – Para ilmuwan dan peneliti sedang mengembangkan sebuah metode pengetesan air liur yang secara instan bisa mendeteksi virus corona baru atau COVID-19 menggunakan laser, yang diharapkan tersedia dalam waktu cepat.
Para peneliti saat ini terus berupaya mengembangkan sensor laser yang dapat mengambil penyakit pada titik infeksi paling awal dari saliva atau usap hidung dalam beberapa menit.
Mereka mengatakan demonstrasi biosensor optik non-invasif akan mengambil COVID-19 pada manusia dalam waktu cepat setelah virus muncul di dalam tubuh.
Setelah membuat enam demonstasi laboratorium yang berfungsi untuk aplikasi lain, tim peneliti mengatakan bahwa terknologi tersebut masih membutuhkan adaptasi dan pengujian lebih lanjut dan tersedia paling lambat dalam kurun waktu 2 tahun mendatang.
Awalnya, teknologi ini dikembangkan untuk mencari infeksi bakteri atau biomarker dari kanker. Detektornya akan menggunakan teknologi manipulasi cahaya untuk mengidentifikasi infeksi pada pasien dengan sejumlah kecil virua.
Para peneliti juga mengatakan diagnosis real-time dengan spesifisitas tinggi dari sampel konsentrasi rendah, jauh lebih bisa diandalkan daripada tes cepat virus corona seperti Finger-Prick, yang mendeteksi apakah seseorang memiliki virus corona sebelum dan sejak pulih dari penyakit.
Para peneliti dari Intitut Catalan Nanoscience and Nanotechnology, Spanyol ini telah menguji demonstrasi pada sampel pasien yang disediakan oleh rumah sakit di Spanyol.
“Dengan ribuan kematian di seluruh dunia, kami sadar membutuhkan kitpengujian cepat yang cepat dan akurat, sensitif, tidak invasif, dan murah untuk diproduksi. Kami saat ini mengintegrasikan semua instrumen ke dalam kotak portabel dengan kontrol tablet,” kata Laura Lechuga, koordinator proyek tersebut seperti dikutip Metro, Rabu (8/4).
Dia melanjutkan bahwa detektor yang sedang dikembangkan ini sangat mudah digunakan, hanya perlu keahlian teknis tertentu yang dapat dipelajari secara luas oleh dokter atau perawat yang akan melakukan pengujian kepada pasien.
Jurgen Popp, ketua kelompok kerja kesehatan Photonics21 mengatakan bahwa tim peneliti telah bekerja penuh sepanjang waktu untuk mengembangkan tes cepat COVID-19 tersebut. Mereka telah bekerja sejak awal Maret sebagai tanggapan terhadap pandemi yang berlangsung.
“Kemampuan untuk menemukan virus yang mengerikan ini dengan cepat akan berkontribusi pada upaya dunia dalam memerangan 2019-nCoV dan menyoroti keberhasilan lain untuk teknologi fotonik dan cahaya,” katanya.