Bisnis.com, JAKARTA – Musisi Indonesia, Glenn Fredly wafat pada usia 44 tahun di saat masih banyak sejumlah cita-cita dia yang hendak dicapai, salah satunya memajukan musik khas Indonesia Timur.
Dalam catatan Bisnis.com, salah satu harapan Glenn Fredly adalah menjadikan musik-musik daerah khususnya Indonesia Timur menjadi musik populer di kancah musik Indonesia. Dia menilai, musik adalah sarana yang tepat dalam mengembangkan sumber daya manusia di Indonesia menjadi unggul.
Hal itu diungkapkan Glenn pada puncak acara Hela Nusa Hitam “Cerita Orang Basudara” di M Bloc Space pada 17-19 Januari 2020. Dikutip dari Instagram MBloc Space, acara yang diinisiasi langsung oleh Glenn Fredly itu berisi konser, pemutaran film, diskusi, pasar seni yang semuanya tentang Indonesia Timur.
“Saya ingin agar yang diingat dari acara ini bukan kalau orang Indonesia Timur kumpul pasti ribut, ricuh, mabok, kita tunjukkan Indonesia Timur bisa berkarya yang baik untuk Indonesia,” ujarnya waktu itu.
Acara itu diakui Glenn bekerjasama dengan banyak pihak termasuk PUSAD Paramadina. Ihwal acara ini adalah memperingati 21 tahun sudah berlalu pasca konflik sektarian di Ambon dan Maluku pada 19 Januari 1999 yang menelan ribuan korban jiwa.
Akhirnya 21 tahun kemudian, Ambon secara mengejutkan berhasil terpilih dan diakui secara resmi sebagai Kota Musik Dunia versi UNESCO.
Baca Juga Glenn Fredly Meninggal Dunia |
---|
Pada puncak acara, Glenn Fredly dan tim MBloc Space menampilkan artis lawas asal Maluku, Yopie Latul, Papua Harmony ft. Edo Kondologit, Ivan Nestorman, Rayen Pono, dan 8 Ball Rapper. Dia juga menambahkan acara pemutaran film “Cahaya dari Timur: Beta Maluku” dengan talkshow bersama sutradaranya Angga Sasongko.
“Acara ini mungkin baru diisi sebagian kawan Indonesia Timur yaitu NTT, Papua, dan Maluku. Saya harap acara Hela Nusa Hitam ini bisa berjalan setiap 3 bulan di MBloc Space, jadi sarana berkumpul, dan lebih banyak juga teman lain dari Sulawesi,” sambungnya.