Bisnis.com, JAKARTA - Membersihkan bahan makanan setelah berbelanja menggunakan larutan pemutih sebagai upaya pencegahan virus corona dianggap berbahaya. Terlebih, bahan makanan dianggap bukan media utama penyebaran virus.
"Ya, bisa ada risiko transfer virus jika seseorang yang membawa virus bersin ke produk (makanan) dan dalam beberapa jam Anda menyentuhnya dan kemudian segera memakannya, tetapi kemungkinan ini terjadi tipis," ujar Dr. Tamika Sims, Direktur Komunikasi Teknologi Pangan di International Food Information Council, dikutip Bisnis dari Insider, Rabu (15/4/2020).
Selain tidak membantu mencegah infeksi, karena makanan bukan merupakan sumber penularan, pemutih juga dapat menimbulkan risiko kesehatan.
"Pemutih tidak dimaksudkan untuk digunakan membersihkan makanan atau produk makanan apa pun. Menelan pemutih dalam jumlah berapa pun bisa menjadi bahaya kesehatan utama," kata Sims.
Dia menjelaskan terlalu banyak larutan pemutih dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, mulut, dan tenggorokan Anda. Penyemprotan larutan pemutih sebagai desinfektan sangat buruk karena dapat menyebabkan iritasi paru-paru jika asap pekat dari pemutih terhirup.
Sebagai solusi jika khawatir partikel virus menempel di bahan makanan, Sims menegaskan cukup memasaknya, atau mencucinya dengan air hangat. "CDC telah memberi tahu kami bahwa virus ini denatures (rusak) relatif mudah dengan air hangat dan panas," tuturnya.
Barang-barang kaleng atau barang-barang dalam wadah plastik atau gelas juga dapat dibilas dengan air hangat sebagai tindakan pencegahan. Atau, cukup mengelap dengan menggunakan tisu desinfektan dengan hati-hati.
Sejauh ini, hal terbaik dalam pencegahan virus corona adalah mencuci tangan secara menyeluruh dan sering, terutama setelah pulang dari berbelanja. Termasuk ketika ingin menggunakan bahan makanan.