Bisnis.com, JAKARTA – Batu bara sebagai komoditas ekspor andalan Indonesia kini menjelma masakan dalam semangkuk nasi ayam dan segelas teh dengan mengandalkan tepung bubuk arang.
Dua jenis masakan unik ini adalah besutan dari dua putra Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep melalui brand makanan Gaaram dan Goola. Tak sendiri, Gibran menggandeng Chef Arnold Poernomo dan Putra Kharisma mengelola Gaaram, juga Benz Budiman dan Kevin Susanto untuk mengelola Goola.
Penyematan nama batu bara dalam menu makanan dan minuman memang unik dan tidak lazim. Batu bara sebagai komoditas ekspor dalam semangkuk nasi dan segelas teh adalah inspirasi dari polemik yang sempat terjadi tahun lalu di media sosial saat masa Pemilu. Chef Arnold Poernomo berkelakar, menu batu bara muncul setelah ramai isu yang beredar di Twitter soal saham batu bara milik putra Presiden.
“Inspirasinya dari Twitter, kan banyak yang bilang bisnis-bisnis batu bara di antara anak-anak Presiden ini,” tuturnya disusul tawa pengunjung.
Agar tak menimbulkan mispersepsi dia pun menegaskan, inspirasi ayam batu bara karena banyak khasiat yang terkandung dalam racikan tersebut.
“Tapi nggak, [tertawa]. Kita mau jadi pionir cemilan sehat yang pakai bubuk arang,” sambung Arnold.
Pasalnya, bubuk arang alias charcoal dalam racikan masakan memiliki banyak manfaat yakni; memperkuat dan memutihkan gigi. Charcoal juga memiliki manfaat detoks dalam tubuh.
Terkesan gosong, ayam batu bara berwarna hitam legam karena lapisan bubuk tepung arang. Guna mengimbangi rasa gurih dari garam dan bubuk arang, ayam dipadukan dengan nasi campur jeruk, cemilan kulit ayam goreng renyah, dan sambal terasi.
Ayam yang dipotong fillet ini mengandalkan bagian paha karena memiliki daging renyah dengan tekstur yang juicy. Bagi penyantap yang suka racikan sambal, Gaaram juga menyediakan sejumlah jenis saus antara lain; thai spicy, saus buffalo, saus oriental, dan saus sambal hijau.
CEO Gaaram, Putra Kharisma menyatakan menu nasi jeruk ayam batu bara di semua outlet Gaaram bisa dibeli dengan harga Rp31.000 per mangkuk. Namun untuk nasi jeruk ayam batu bara yang lebih komplit, Gaaram memasang harga Rp33.000 sampai Rp35.000 per mangkuk.
Salah satu penikmat ayam batu bara, Melanie mengatakan dalam perspektif seorang ibu, tampilan ayam berwarna hitam gosong dengan tambahan kulit ayam goreng terkesan tidak menarik. Selain itu campuran kulit ayam menjadi tidak sehat jika dikonsumsi terus menerus terutama bagi anak-anak. Menanggapi hal itu, Arnold menyatakan ayam batu bara adalah camilan khas Indonesia yang memang tidak untuk dikonsumsi setiap hari sebagai makanan pokok.
Sementara itu, brand Goola mengusung minuman khas Indonesia yaitu teh dengan campuran bubuk arang. CEO Goola, Kevin Susanto menjelaskan teh ini memiliki menu premium specialty tea dengan Frootea Series yang terdiri dari; Fresh Frootea, Charcoal Frootea, Passion Frootea, dan Orange Frootea.
Tak hanya itu, Goola juga memiliki Authentic Series yang terdiri dari beberapa menu dengan resep minuman khas Indonesia. Sebut saja beberapa contoh yakni; Es Doger Jeger, Es Endolita, Es Cinjaw, Es Merdeka, Es Goola Aren, dan Es Jerit. Rata-rata produk Goola dipasarkan dengan harga Rp18.000 sampai dengan Rp33.000 per gelas.
Gibran dan Kaesang yang sudah memiliki banyak bisnis mengaku masih tertarik untuk merambah sektor-sektor lain di luar kuliner. Kaesang menyatakan ke depan yang menarik perhatian dia adalah sektor usaha fast moving consumer goods (FMCG).