Virus Corona penyebab sindrom pernapasan MERS/bbc.co.uk
Health

Temuan Baru, Mutasi Virus Corona Kian Melemah

Syaiful Millah
Rabu, 6 Mei 2020 - 11:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan di Arizona, Amerika Serikat telah menemukan bahwa mutasi baru pada virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 menunjukkan adanya pelemahan.

Ketika virus itu terus menyebar dengan cepat dan menjangkit jutaan orang di seluruh dunia, para ilmuwan terus berupaya meneliti virus untuk mendapatkan informasi yang berguna.

Para peneliti di Arizona State University menyatakan bahwa mutasi yang mereka temukan itu dapat mengubah gelombang kondisi wabah yang memiliki harapan lebih baik.

Mutasi itu dilaporkan mirip dengan perubahan yang ditemukan pada virus SARS 2003, yang berarti kemungkinan lebih kecil untuk melewati sistem kekebalan tubuh.

Former Director of the World Health Organization (WHO) Cancer Programme, Karol Sikora, menulis dalam akun Twitter pribadinya yang menyatakan penemuan dari para peneliti di Arizona tersebut.

“Para ilmuwan di Arizona telah mendeteksi mutasi dalam sampel virus corona baru. Jangan khawatir, virus itu telah kehilangan sebagian potensinya,” tulisnya di akun Twitter @ProfKarolSikora.

“Ketika ini terjadi dalam wabah SARS, hal ini menandai awal dari akhir. Peringatan, ini hanya satu sampel, kita perlu melihat apakah kita dapat menemukannya di tempat lain,” lanjutnya.

Dilansir dari Express, Rabu (6/5) peneliti di Arizona State University mengambil 382 sampel dari pasien virus corona di negara bagiannya, dan menemukan adanya satu sampel yang sebagian besar telah kehilangan materi genetik virusnya.

Mereka mengklaim bagian yang hilang ini membuat infeksi menjadi lebih lemah dan merupakan sinyal awal bahwa wabah virus corona ini akan mereka.

Kendati baru ada satu pasien di Arizona yang ditemukan dengan mutasi virus tersebut, para peneliti mengatakan jika sekuensing genom menjadi lebih umum, kemungkinan akan lebih banyak kasus serupa yang muncul.

Mereka melaporkan bahwa virus corona baru menganding 30.000 hurus asam ribonukleat (RNA) dan dalam sampel yang ditemukan, sebanyak 81 huruf telah hilang.

“Protein-protein ini tidak hanya ada disana untuk ditiru, mereka ada untuk membantu meningkatkan virulensi dan menekan sistem kekebalan tubuh. Itu berkembang dengan bentuk yang lebih lemah pada fase akhir pandemi,” kata Efrem Lim, kepala penelitian terkait.

Berita ini menjadi kabar baik bagi harapan global dalam menghadapi pandemi virus Covid-19. Hingga saat ini, virus tersebut telah menginfeksi lebih dari 3,7 juta orang dan menelan korban jiwa lebih dari 250.000 orang di seluruh dunia.

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro