Ilustrasi vaksin virus corona/istimewa
Health

Hasil Uji Coba Vaksin Virus Corona Keluaran Moderna Sukses

Krizia Putri Kinanti
Selasa, 19 Mei 2020 - 19:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Uji coba vaksin virus corona keluaran Moderna menunjukkan hasil yang positif.  Hal itu berdasarkan hasil uji coba pada beberapa sukarewalan vaksin dari perusahaan farmasi asal Amerika Serikat itu.

Perusahan Biotek asal Massachusetts itu mengklaim dari delapan volunteer, menunjukkan adanya antibodi pascamendapatkan virus uji coba.

Tapi mereka menyatakan hasilnya belum menunjukkan apakah vaksin akan mencegah orang dari terinfeksi virus corona baru.

Pencarian vaksin covid-19 memang tengah menjadi prioritas global. Sejumlah uji coba dilakukan untuk secepatnya menemukan vaksin yang biasanya membutuhkan waktu hingga 12 bulan.

Uji coba ini dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional AS. Moderna berencana untuk segera memulai studi tahap lanjutan dan kemudian memulai uji coba tahap akhir pada bulan Juli. Perusahaan berharap vaksinnya dapat siap digunakan untuk kebutuhan darurat pada musim gugur ini.

Moderna telah bekerja sama dengan NIH sejak awal Januari dalam pengembangan vaksin virus corona-nya, dijuluki mRNA-1273. Perusahaan bioteknologi itu menggunakan platform teknologi yang disebut messenger RNA untuk membuat kandidat vaksin hanya menggunakan kode genetik virus. Vaksin tradisional biasanya memerlukan sampel virus langsung.

Sementara mRNA telah menunjukkan kecepatannya, dengan Moderna menjadi yang pertama memasuki klinik dan sekarang menjadi yang pertama merilis hasil uji coba pada manusia. Perusahaan sendiri mengincar persetujuan penuh dari regulator pada tahun 2021.

Hasil uji coba ini membuat saham Moderna naik hampir 30%. Sebelumnya saham mereka sudah lebih dari tiga kali lipat tahun ini karena telah mengembangkan vaksinnya. Moderna memiliki nilai pasar sekitar $28 miliar.

Percobaan ini mengikutsertakan 45 sukarelawan dengan rentang usia 18 hingga 55 tahun, dan secara acak memberikan satu dari tiga dosis dalam dua suntikan: 25 mikrogram, 100 mikrogram, dan 250 mikrogram.

Semua peserta mengembangkan antibodi yang dapat dideteksi, dan Moderna mengatakan ada “peningkatan imunogenisitas tergantung dosis” di ketiga potensi.

Antibodi adalah protein penangkal virus yang memainkan peran penting dalam respons imun manusia. Yang tidak diketahui secara mendalam adalah berapa banyak antibodi yang perlu dilindungi dari virus, tetapi eksekutif Moderna mengatakan hasil awal ini menunjukkan bahwa mereka berada di jalur yang benar.

"Saya pikir totalitas ilmu pengetahuan memberi tahu kita bahwa ini adalah antigen yang tepat dan harusnya bersifat protektif," ujar Tal Zaks, kepala petugas medis Moderna, dikutip dari Business Insider.

Para peneliti telah fokus pada penetralisir antibodi, khususnya. Antibodi ini dapat menghentikan virus yang membajak sel-sel sehat dan mereplikasi dirinya sendiri. Zaks mengatakan ada "korelasi linear yang jelas antara total antibodi yang mengikat dan netralisasi."

Setelah menerima kedua dosis, 15 sukarelawan dengan kekuatan dosis terlemah juga memiliki antibodi dalam darah mereka pada tingkat yang sama dengan orang yang pulih dari COVID-19.

Data tindak lanjut lebih terbatas untuk dosis yang lebih tinggi, karena relawan masih dilacak. Sepuluh orang yang diberi dosis 100 mikrogram dengan tindak lanjut yang cukup memiliki tingkat antibodi yang "melebihi tingkat yang terlihat dalam serum pemulihan."

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro