Tes antibodi
Health

Retail Kesehatan Superdrug Mulai Jual Tes Kit Antibodi Virus Corona, Harganya Rp1,2 Juta

Syaiful Millah
Kamis, 21 Mei 2020 - 09:56
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Superdrug, retailer produk kesehatan dan kecantikan di Inggris, menjadi pihak pertama yang menjual alat tes untuk antibodi virus corona atau Covid-19. Kit pengujian itu dihargai 69 pound Inggris atau sekitar Rp1,2 juta.

Penggunanya harus mengambil sampe darah melalui tusukan jari di rumah kemudian mengirimkannya ke laboratorium. Hasilnya akan diposting melalui laman Superdrug Online Doctor setelah 24 jam sampel diterima.

Beberapa ahli menyatakan agar tes ini dilakukan dengan sangat hati-hati. Mereka menyebut bahwa tes antibodi untuk Covid-19 ini baik untuk memuaskan rasa ingin tahu seseorang tetapi hanya itu dan tidak lebih dalam artian untuk keperluan medis lebih lanjut.

Adapun, dilansir dari Metro, Kamis (21/5) Superdrug mengatakan bahwa mereka cukup percaya diri dengan keakuratan dan keandalan tes. Dikatakan bahwa tes mendeteksi IgG, sebuah protein yang berkembang setelah infeksi.

Mereka yang baru saja mengalami gejala tidak boleh mengikuti tes sampai setidaknya 14 hari, karena antibodinya mungkin tidak terlilihat sebelum titik itu.

Superdrug mengatakan tes ini memiliki sensitivitas 97,5 persen, yang berarti akan mendeteksi antibodi positif dengan persentase yang sama. Ini memiliki spesifisitas 100 persen, yang berarti bisa menyatakan hasil positif khusus untuk virus SARS-CoV-2.

Akan tetapi, ilmu di balik tingkat perlindungan yang diberikan oleh antibodi masih dalam tahapan awal, karena virus sendiri belum cukup lama hadir untuk mengetahui tingkat perlindungan yang diberikan oleh antibodi.

“Menerima hasil tes abtibodi positif tidak memberi kekebalan, dan penting bagi orang untuk memahami hasil tes positif bukan berarti Anda dapat lebih santai dengan kebersihan dan hal-hal yang diperlukan seperti tindakan menjaga jarak sosial,” kata Zoe Williams, dokter ambassador Superdrug.

Sementara itu, Simon Clarke, profesor mikrobiologi seluler di University of Reading mengatakan keberadaan antibodi tidak menunjukkan bahwa seseorang kebal dan bahwa kekebalan pasca infeksi dapat menyusut dengan cepat.

“Tes ini bagus untuk memuaskan keingintahuan orang, tetapi tidak lebih. Kami tidak cukup tahu tentang apa yang diperlukan untuk membuat seseorang kebal terhadap Covid-19 dan pengujiannya secara akurat,” ujarnya.

Adapun, Martin Hibberd dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan tes di rumah yang baru ini cukup populer di kalangan masyarakat karena orang yang belum memiliki kesempatan untuk diuji bertanya-tanya tentang kondisi mere sendiri.

Namun demikian, dia menyampaikan bahwa tes ini belum dievaluasi dalam format yang digunakan sehingga masih ada keraguan terhadap kepekaan dan spesifisitasnya.

“Meski demikian, saya senang melihat bahwa prosesnya mencakup pendekatan lab untuk membaca tes, yang seharusnya mengurangi kesalahan terkait dengan penindakan ini. Dan tentu saja, tes tusukan jari di rumah lebih mudah daripada mengunjungi klinik untuk memberikan sampel darah,” tandasnya.

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro