RSPAD Gatot Soebroto melakukan uji terapi plasma darah untuk pasien Covid-19. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Health

Benarkah Pasien yang Terinfeksi Virus Corona Lagi, Tidak Menularkan Covid-19?

Syaiful Millah
Rabu, 27 Mei 2020 - 14:44
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Di seluruh dunia, ada beberapa kasus orang yang sudah pulih dari infeksi virus corona (Covid-19) tetapi kemudian kembali dinyatakan positif dan memiliki infeksi lain.

Kasus-kasus semacam itu membuat para dokter dan peneliti bingung, apakah orang yang sudah pulih dapat menginfeksi orang lain.

Sebuah penelitian yang baru diterbitkan oleh Korea Centers for Disease Control and Prevention telah menemukan bahwa pasien Covid-19 yang pulih kembali setelah dites positif tidak menular.

Studi tersebut juga menemukan bahwa sebagian besar pasien yang sembuh memiliki antibodi penawar, atau jenis antibodi yang memberikan kekebalan dan melindungi orang dari penyakit tertentu.

“Studi ini membahas pertanyaan apakah pasien yang telah pulih dari Covid-19 masih menular. Pertanyaan yang telah mengganggu kami beberapa waktu,” kata Heidi J. Zapata, dokter penyakit menular di Yale Medicine, seperti dikutip Healthline, Rabu (27/5/2020).

Studi Korea Selatan itu memeriksa 285 pasien yang dinyatakan kembali positif corona setelah pulih untuk beberapa waktu. Para peneliti menyeka pasien dan memeriksa bahan virus untuk menentukan apakah masih aktif menular.

Tim tidak dapat mengisolasi bahan virus hidup, yang menunjukkan bahwa tes diagnostik positif mengambil partikel virus yang sudah mati.

“Ini mungkin terkait dengan fakta bahwa virus itu sudah mati atau tidak cukup kuat untuk tumbuh. Oleh karena itu vitus mungkin tidak cukup cocok untuk menginfeksi inang baru,” kata Andres Romero, spesialis penyakit menular di Providence Saint John’s Health Center.

Para peneliti juga menguji 790 orang yang telah melakukan kontak dengan pasien-pasien tersebut. Dari 27 yang dinyatakan positif, tidak ada kasus yang disebabkan oleh paparan terhadap seseorang yang memiliki infeksi ulang.

Laporan itu juga menemukan bahwa sebagian besar pasien yang pulih memiliki antibodi penawar, yang juga menunjukkan bahwa antibodi itu memberikan pasien kekebalan, “Apakah ini menunjukkan respons yang sepenuhnya melindungi tubuh, masih perlu dibuktikan lebih lanjut,” kata Zapata.

Kendati temuan ini cukup menjanjikan dan menghasilkan optimisme, para ahli penyakit menular mengatakan bahwa kita masih perlu berhati-hati dengan banyak hal.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memvalidasi temuan ini dan menentukan apakah mereka berlaku untuk bagian populasi yang berbeda, misalnya mereka yang memiliki masalah dengan sistem imun.

Merupakan hal yang umum bagi pasien dengan gangguan kekebalan untuk terus melakukan tes terhadap virus, karena dibutuhkan waktu lebih banyak bagi sistem kekebalan tubuh untuk membersihkan virus dari tubuh mereka.

“Saya tidak berpikir kita bisa 100 persen yakin apakah setiap orang yang pulih tidak menular. Sekali lagi, ini mungkin berbeda dengan kelompok populasi yang berbeda,” lanjut Zapata.

Hal senada juga diutarakan Romero. Dia menyampaikan tubuh setiap orang memasang respons imun yang berbeda berdasarkan usia dan kesehatan mereka secara keseluruhan. Setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda dalam membersihkan virus.

Sampai dunia memiliki lebih banyak data dan vaksin pencegahan, sangat penting bagi masyarakat untuk terus mematuhi tindakan pencegahan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan berwenang.

“Kenyataannya, pendekatan terbaik saat ini adalah menjaga jarak fisik atau jarak sosial, mengenakan masker, dan membersihkan tangan lebih sering untuk mengendalikan penyebaran virus ini,” katanya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro