Ilustrasi virus corona/Antara-Shutterstock
Health

Satu Pengidap Covid-19 Mampu Tularkan Virus Hanya Dalam Beberapa Jam

Syaiful Millah
Jumat, 29 Mei 2020 - 19:18
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ketika sejumlah negara di dunia mulai berencana untuk melonggarkan upaya pembatasan jarak sosial, para ahli terus memperingatkan bahwa kehati-hatian perlu terus ditingkatkan untuk mencegah peristiwa yang disebut dengan ‘penyebaran super’.

Peristiwa tersebut terjadi ketika seseorang yang membawa virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 menularkan virus ke banyak orang di suatu acara atau pertemuan.

Sebagai contoh, kasus di Washington, Amerika Serikat pada bulan Maret yang terjadi ketika 52 orang terinfeksi Covid-19 setelah menghadiri latihan paduan suara. Ada juga di Chicago yang 16 orang teronfirmasi positif setelah menghadiri pertemuan besar.

Joseph Khabbaza, spesialis paru dan perawatan kritis di leveland Clinic’s Independence Family Health Center in Independence mengatakan jika ada penyebar super simptomatik atau bahkan asimptomatik di pertemuan-pertemuan, virus ini akan menyebar dengan cepat ke orang lain.

“Apakah mereka memiliki gejala atau tidak, mereka  dapat menyebarkan virus ke orang lain yang lebih rentan dalam kehidupan mereka misalnya orang tua, kakek-nenek, atau populasi berisiko tinggi lain,” katanya seperti dikutip Healthline, Jumat (29/5).

Dia menambahkan bahwa virus SARS-CoV-2 lebih mungkin menyebar dalam kondisi tertentu. Misalnya acara atau pertemuan yang berlangsung di dalam ruangan lebih berisiko ketimbang pertemuan di luar ruangan.

Penularan virus melalui udara juga dapat difasilitasi oleh kegiatan tertentu, termasuk berbicara, berteriak, dan bernyanyi. Dibandingkan dengan hanya bernapas, vokalisasi lainnya itu menghasilkan lebih banyak air liur yang aerosol.

Hal ini dapat membantu menjelaskan sejumlah besar kasus terkait dengan praktik paduan suara di Washington dan kelompok kasus yang ditelusuri bermuara ke klub malam di Seoul, Korea Selatan.

“Paduan suara dan klub malam adalam kondisi di mana lebih banyak tetesan dihasilkan, baik dari menyanyi atau harus berbicara keras karena musik di sekitarnya. Selain itu, orang-orang juga memiliki jarak yang dekat,” ujarnya.

Selain itu, mungkin saja orang dapat tertular virus jika mereka menyentuh permukaan atau barang yang sudah mengandung virus. Jika seseorang dengan virus menyentuh suatu barang, itu memungkinkan virus untuk berpindah di antara permukaan, benda, dan tangan.

Beberapa orang merupakan penghasil emisi lebih banyak. Selain faktor lingkungan, perbedaan individu antara orang yang telah memiliki virus SARS-CoV-2 juga dapat memengaruhi peluang mereka menularkan virus ke orang lain.

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa orang-orang tertentu mengeluarkan lebih banyak tetesan air liur daripada rata-rata orang pada umumnya, ketika mereka bernapas atau berbicara. Mereka yang disebut sebagai ‘super emitter’ lebih banyak menyebarkan virus.

Orang dengan infeksi simptomatik juga lebih mungkin menularkan virus corona baru dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gejala. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi hal ini.

“Kami belum cukup yakin tentang ini, tetapi siapapun yang memiliki gejala virus seperti demam, kedinginan, batik, sulit bernapas, sakit tubuh, sakit tenggorokan, dan sebagainya harus dianggap dapat dengan mudah menyebarkan virus, kata Christoper Worsham, spesialis pulmonologi di Harvard Medical School di Boston.

Mengambil langkah untuk menurunkan risiko. Untuk membantu membatasi penyebaran virus, Khabbaza dan Worsham mendorong masyarakat untuk terus berlatih menjaga jarak fisik, sering mencuci tangan, dan menghindari menyentuh wajah sebisa mungkin.

“Berada di ruangan yang penuh sesak di mana orang-orang saling bersentuhan batu atau kegiatan seperti olahraga kontak harus dihindari. Untuk pertemuan kecil, Anda masih harus memastikan masih ada cukup ruang untuk menjaga jarak sosial,” kata Worsham.

Adapun, Khabbaza mengatakan masyarakat juga dianjurkan mengenakan masker wajah untuk membatasi penyabaran virus komunitas, khususnya di tempat-tempat di mana orang berada dalam kontak yang dekat dan berkelanjutan

Anggota masyarakat yang mempraktikkan strategi ini diyakini dapat membantu mencegah peristiwa penyebaran super dan mengurangi jumlah kasus baru yang terjadi ketika nantinya aktivitas publik mulai kembali dibuka dan pembatasan sosial mulai di longgarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro