Bisnis.com, JAKARTA – Tenaga kesehatan dan pasien yang berobat ke rumah sakit memiliki risiko besar tertular virus corona melalui infeksi silang, baik antara tenaga kesehatan dengan pasien Corona (Covid-19) maupun dari tenaga kesehatan kepada pasien yang tidak terinfeksi Covid-19.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan tidak sedikit tenaga medis yang tertular virus dari pasien terutama pada awal-awal penyebaran virus corona karena ketidaksiapan baik dari sisi alat pelindung diri maupun mengubah kebiasaan praktek saat menangani pasien.
“Baik dokter maupun pasien kadang sama-sama tidak tahu adanya virus karena tidak sedikit pasien yang tanpa gejala. Ketika APD tidak lengkap di situ muncul risiko tinggi tertular. Kalau sekarang APD sudah terkirim dengan baik, tapi kita juga jangan lengah dan ini harus dijaga,” tuturnya.
Apalagi saat ini pemerintah tengah mempersiapkan tatanan kehidupan baru atau new normal. Dalam kondisi ini, IDI menganjurkan kepada para tenaga kesehatan untuk lebih berhati-hati untuk mencegah penyebaran dan waspada terjadinya infeksi silang.
“Pertama, IDI sudah menganjurkan kepada kawan-kawan yang praktek agar operasi sebaiknya dibatasi hanya untuk yang emergency. Praktek yang kira-kira tidak memerlukan tatap muka juga disarankan untuk tidak tatap muka,” tuturnya.
Kedua, mengisolasi pasien bergejala secepatnya. Membuat triase terpisah yang berventilasi baik, memisahkan pasien yang diduga atau positif dengan pintu tertutup dan toilet sendiri. Hal ini sulit dilakukan rumah sakit pada awal pandemi, sehingga infeksi silang banyak terjadi.
Ketiga, penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri. Daerah mulut dan hidung harus senantiasa dijaga kebersihannya karena sebagai pintu masuk pernapasan tempat bersemayam dan berkembang biaknya virus, begitu pula dengan tangan yang bisa menjadi pintu masuknya virus harus dijaga kebersihannya.
“Lakukan higiene tangan dengan bahan berbasis etanol 60 persen atau isopranolol 70 persen. Untuk higiene tangan, hidung, mulut gunakan bahan berbasis antiseptic,” tuturnya.
Keempat, sebisa mungkin jangan mendaur ulang atau simpan APD yang sekali pakai karena khawatir tidak bisa 100 persen mencegah infeksi virus.
Kelima, tenaga medis diminta untuk tidak pindah ke pasien lain atau ruangan lain sebelum menjalani prosedur higiene tangan. Sebab, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya penularan silang. CDC juga tidak menyarankan tenaga medis menggunakan bahan berbasis benzolkonium chloride.