Bisnis.com, JAKARTA – Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama dan istrinya Michelle Obama, serta para selebritas turut berpartisipasi dalam rangkaian pidato kelulusan melalui sesi Dear Class of 2020 yang disiarkan melalui YouTube, Minggu (7/6) waktu Amerika Serikat.
Satu hal yang menjadi perhatian, mereka menyinggung kematian George Floyd yang mendorong protes terkait rasisme di seluruh negara bagian AS.
Dilansir USA Today, Senin (8/6/2020), Michelle dalam penggalan pidatonya menyampaikan masalah sosial yang terjadi saat ini merupakan efek dari ketidaksetaraan yang belum bisa dituntaskan.
"Apa yang terjadi saat ini adalah akibat langsung dari beberapa dekade prasangka dan ketidaksetaraan yang belum terselesaikan," katanya.
“Karena terlalu banyak orang di negara ini, tak peduli seberapa keras mereka bekerja, ada batasan struktural yang menghambat mereka. Itu membuat jalan yang ditempuh makin panjang dan sulit. Bahkan kadang terasa mustahil untuk bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi," tambahnya.
Sedangkan Obama yang berbicara di akhir video mereka mengatakan sangat terinspirasi dengan aksi unjuk rasa yang berlangsung damai dan membuatnya optimis tentang masa depan kita di AS. Obama menyerukan agar para siswa lulus untuk melayani masyarakat, menggunakan teknologi, dan media sosial dengan bijak, untuk menjaga demokrasi dengan memilih dan melakukan protes.
"Bagaimanapun, kita adalah bangsa yang didirikan berdasarkan protes. Amerika berubah, selalu berubah, karena orang-orang muda berani berharap. Dear Class 2020, jadikan itu sesuatu yang berarti dan terus membuat kita bangga,” tukasnya
Sementara itu, penyanyi Alicia Keys memuji para pelajar yang ikut aksi protes atas tindakan rasisme saat ini. Menurutnya, tindakan tersebut legal sebagai bentuk ekspresi kekecewaan, kesedihan dan kemarahan. "Aku melihatmu. Kamu tidak bisa dihentikan," katanya kepada wisudawan.
Beyoncé mengatakan hal serupa. Dia mengajak agar para perempuan kulit hitam di industry musik menyuarakan kegelisahan mereka atas tindakan rasisme yang hingga kini belum bisa dihilangkan.
"Anda telah tiba di sini di tengah-tengah krisis global, pandemi, rasial, dan ekspresi kemarahan di seluruh dunia atas pembunuhan tak berperikemanusiaan terhadap seorang manusia kulit hitam yang tidak bersenjata. Terima kasih telah menggunakan suara kolektifmu untuk membuat dunia tahu bahwa Black Lives Matter,” sebut istri dari Jay-Z ini.
Lady Gaga menyampaikan pidatonya lebih ekspresif. Gaga mengaku merekam ulang pidatonya itu. Adapun video sebelumnya direkam sebelum kematian Floyd.
Dia menilai perlu membuat ulang karena ada banyak harus disampaikan terkait masalah sosial ini. Dengan penuh emosi, Gaga mengatakan rasisme di Amerika layaknya hutan.
"Saya membayangkan hutan luas yang penuh dengan pohon-pohon tinggi, pohon setua negara ini sendiri, pohon-pohon yang ditanam dengan biji rasis, pohon-pohon yang tumbuh cabang prasangka dan daun menindas, akar-akaran hancur yang terkubur dan membudidayakan diri mereka jauh di dalam tanah, membentuk jaring sehingga berkembang dengan baik dan terjerat,” tutur Gaga.
Dia menambahkan bahwa hutan itu adalah tempat tinggal warga AS. Tak terkecuali para wisudawan yang baru lulus tahun ini. Dia percaya para generasi mud aitu akan membuat perubahan nyata untuk menghapus rasisme yang ada. "
"Kaulah yang menjadi benih masa depan untuk hutan baru dan berbeda. Selamat untuk kelas 2020, saya tidak sabar untuk melihat hutan Anda,” tukas Gaga.