Bisnis.com, JAKARTA – Pernahkah anda merasa hidung sakit dan terus mengeluarkan cairan bahkan berupa nanah. Bisa jadi itu tanda Anda terkena sinusitis.
Melansir Boldsky, Jumat 912/6/2020), sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus adalah sistem rongga terhubung di dalam tulang tengkorak. Panjang rongga sinus terbesar sekitar satu inci. Semua sinus dilapisi oleh selaput lendir merah muda yang lembut.
Sinus maksila adalah sinus terbesar yang ada di tulang pipi. Sementara di belakang tulang dahi merupakan tempat sinus frontal. Di antara mata adalah sinus ethmoid. Kemudian di belakang hidung terdapat sinus sphenoid yang biasanya kosong kecuali diisi lapisan lendir yang tipis.
Sinus ethmoid dan maksila ada sejak lahir. Sinus frontal berkembang selama tahun kedua kehidupan dan sinus sphenoid berkembang selama tahun ketiga. Sinus memiliki lubang kecil (ostia) yang terbuka ke ceruk (meatus) rongga hidung. Meatus dilindungi oleh turbinat (conchae). Turbinat terdiri dari rak bertulang.
Proses inflamasi akut, yang melibatkan satu atau lebih sinus paranasal, terjadi ketika ostia dari sinus menyempit atau tersumbat oleh peradangan atau hipertrofi mukosa. Sinus maksilaris dan ethmoid paling sering terlibat di antara semua sinus paranasal
Apa Penyebab Sinusitis?
Sinusitis disebabkan bakteri seperti streptococcus pneumonia, haemophilus influenza, beta hemolytic streptococci, klebsiella pneumonia. Penyebab lainnya yakni virus berupa rhinovirus, virus influenza, dan virus adeno. Terakhir, yakni karena jamur aspergillus dan candida.
Tanda dan gejala sinusitis biasanya berupa tekanan, rasa sakit atau nyeri pada sinus ketika suhu rendah, kemudian hidung mampet bahkan mengeluarkan cairan berupa nanah, batuk yang memburuk di malam hari, nafas tidak enak.
Sinusitis dibagi menjadi beberapa jenis. Pertama, sinusitis akut yang memiliki gejala pernapasan dan dapat bertahan hingga empat minggu. Kedua, sinusitis subakut berupa gejala pernapasan berlangsung antara 4 hingga 12 minggu. Ketiga, sinusitis kronis berupa gejala pernapasan berlangsung lebih dari 12 minggu. Keempat, sinusitis akut berulang yang gejalanya empat atau lebih episode per tahun dengan resolusi gejala yang variable.
Sinusitis dapat menyebabkan penderitanya mengalami alergi, kelainan bentuk hidung, cystic fibrosis, polip hidung dan infeksi HIV, kemudian infeksi saluran pernapasan ketika cuaca dingin atau mencium asap rokok di dalam ruangan.
Sinusitis dapat menyebabkan komplikasi penyakit seperti selulitis atau abses, meningitis, abses otak, desah pada anak dengan asma.
Diagnosa sinusitis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik CT sinar-X, MRI, Nasal Endoskopi, dan Rhinoskopi. Biasanya, kasus sinusitis ditangani dengan cara pemberian antibiotik selama 10 hingga 14 hari, tergantung pada tingkat keparahannya. Kemudian pemberian antitusif untuk nyeri hebat dan batuk. Pemberian nasal semprot, obat penghilang rasa sakit jika nyeri hebat berlanjut, ekongestan untuk meredakan hidung tersumbat dan antihistamin.