Bisnis.com, JAKARTA - Dokter konsulen psikosomatik Rudi Putranto menuturkan gangguan psikosomatik di tengah derasnya informasi negatif ihwal Covid-19 dapat memicu sejumlah penyakit bawaan seseorang.
Rudi menerangkan gangguan psikosomatik tersebut berkaitan dengan tanggapan tubuh terhadap gejolak psikologis atas suatu informasi yang sifatnya negatif.
“Setiap hari kita akan mendapatkan apa yang tidak kita harapkan atau timbul masalah psikologis. Perubahan psikologis ini akan memengaruhi fisik kita, bila tidak bisa adaptasi dengan reaksi ini,” kata Rudi saat memberi keterangan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),Jakarta, pada Minggu (21/6/2020).
Gangguan psikosomatik itu, dia menerangkan, berasal dari hormon stres yang berlebihan, sehingga dapat memicu denyut jantung, sesak napas atau perut yang tidak enak.
“Gangguan psikosomatik ini bisa terjadi pada orang sehat atau pada orang yang sakit ringan ini bisa memicu penyakit yang ada seperti darah tinggi tidak terkontrol dan diabetes tidak terkendali,” kata dia.
Dengan demikian, dia meminta masyarakat untuk mengurangi membaca informasi negatif sesuai dengan anjuran Badan Kesehatan Dunia atau WHO. “Anjuran Who menyebutkan sehari dua informasi paling tidak, batasi informasi,” kata dia.
Pemerintah meminta seluruh masyarakat untuk tidak menambah beban psikologis di tengah situasi sulit ekonomi akibat wabah Covid-19.
Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan pihaknya berkomitmen penuh untuk meringankan beban ekonomi masyarakat yang terdampak selama pandemi Covid-19.
“Beban ekonomi yang bertambah hari ini di mana masyarat tinggal di rumah sejak pertengahan Maret ini disadari oleh Pemerindah dan menjadi tanggungjawab pemerintah,” kata Yuri saat memberi keterangan terkini ihwal penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Kamis (16/4/2020).
Ihwal beban psikolgis itu, Ia menerangkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika mendeteksi adanya 1125 berita bohong atau hoax di berbagai media sosial ataupun internet terkait wabah Covid-19.
“Tidak perlu kita tambah lagi beban psikologis dari berita-berita yang tidak benar yang justru membuat kita semakin susah di tengah wabah ini,”tegasnya.