RSPAD Gatot Soebroto melakukan uji terapi plasma darah untuk pasien Covid-19. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Health

Ini Cara Imunomodulator Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Dewi Andriani
Kamis, 9 Juli 2020 - 19:37
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki era kenormalan baru, masyarakat harus dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk itu, tubuh membutuhkan imunomodulator  yaitu zat atau substansi yang dapat mempengaruhi sistem imun atau mengaktivasi sel-sel imun

Imunomodulator terbagi dua, yakni immunosupresan (yang berefek menekan) dan immunostimulan (berefek meningkatkan) respon imun. Ketika tubuh  membutuhkan peningkatkan daya tahan tubuh, maka  dibutuhkan imunomodulator yang bersifat immuno stimulant atau imun booster.

Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan imunomodulator bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas sel-sel imun tubuh.

Misalkan, kemampuan sel makrofag dalam melakukan fagositosis terhadap bakteri atau virus. Kemudian, juga ada aktivitas anti peradangan dengan menghambat enzim siklooksigenase. Kemudian stimulasi dengan meningkatkan produksi sitokin. Seperti itu contoh-contoh mekanisme kerja dari imunomodulator.

"Saya menganjurkan, pada masa new normal justru tetap perlu mengonsumsi suplemen imunomodulator. Walaupun new normal, kita tetap beraktivitas, tingkat stress tinggi baik stress fisik maupun stress mental. Ketika kita berada di luar rumah maka kita semakin tidak terlindungi sehingga potensi tertular Covid-19 juga tinggi," tuturnya, dalam webinar, Kamis (9/7/2020).

Inggrid menjelaskan, Immunomodulator bisa dari substansi yang natural atau substansi yang sintetik. Kalau ingin mendapatkan perlindungan imun yang maksimal atau komplet, kita perlu mengonsumsi keduanya, baik yang imunomodulator yang natural contohnya Echinacea maupun yang sintetik.

"Contoh yang sintetik itu misalnya vitamin C, vitamin D. Kemudian, yang dari bahan natural, tentu saja akan lebih bagus, karena lebih friendly diterima oleh tubuh kita. Sehingga, kita berharap lebih mudah diabsorpsi,"  katanya.

Dr Inggrid juga menjelaskan bahwa imunomodulator yang bersifat immuno stimulan kuat atau imun booster kuat, bisa dikonsumsi setiap harinya antara 8 minggu sampai 16 minggu.

"Biasanya, jeda dua minggu sudah cukup. Setelah itu, kita bisa konsumsi kembali suplemen immunomodulator itu. Hal ini untuk menghindari kemungkinan timbulnya efek samping, seperti imunosupresan, dan sebagainya. Meskipun sebenarnya belum ada bukti-bukti kuat bisa memicu itu. Ini asas kehati-hatian saja," ujarnya.

Konsumsi suplemen imunomodulator menjadi penting, karena saat PSBB diperlonggar, banyak orang termasuk  OTG yang juga sama-sama beraktivitas. OTG ini sebenarnya positif Covid-19 namun tanpa gejala sehingga orang tersebut tak mengetahui. Kecuali saat dites swab/PCR. Walaupun tanpa gejala, tetap saja OTG  memiliki potensi untuk menularkan orang di sekitarnya. Orang dengan daya tahan yang lemah bisa tertular. Terkadang gejalanya tidak ringan, atau Bisa sedang hingga berat.

"Justru saat ini, yang mengkhawatirkan itu yang OTG yang saat ini sedang banyak. Disinilah pentingnya menjaga daya tahan tubuh secara optimal, di samping kita menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, wajib pakai masker, dan sebagainya," paparnya.

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro