Bisnis.com, JAKARTA – Mutasi virus SARS-CoV-2 yang terjadi menimbulkan perdebatan tentang apakah mutasinya membuat virus itu menjadi lebih mudah menyebar atau tidak berpengaruh atau justru sebaliknya.
Para ilmuwan terus melakukan penelitian terkait untuk menemukan cara pencegahan dan pengobatan yang ideal.
Mutasi bukanlah hal baru dalam kasus pandemi Covid-19. Ini telah muncul dalam level rendah pada sampel yang diambil dari pasien sejak awal pandemi. Akan tetapi variasi virus yang dikenal sebagai D614G tampaknya muncul semakin banyak pada sampel yang diambil dari pasien baru.
Sebuah makalah yang diterbitkan pada awal bulan ini di Jurnal Cell, menyebut bahwa kenaikan variasi virus tersebut atau yang dikenal dengan sebutan “G” terjadi karena seleksi alam. Studi menunjukkan bahwa partikel virus dengan mutasi ini memiliki waktu yang lebih mudah untuk masuk ke dalam sel.
Eksperimen lain yang belum dipublikasikan hasil akhirnya juga menunjukkan hasil penelitian awal yang serupa. Namun, beberapa peneliti belum yakin apakah mutasi ini memiliki dampak nyata terhadap penularan virus corona.
Di sisi lain Nathan Grubaugh, ahli epidemiologi dari Yale School of Medicine menyatakan ada kemungkinan penyebaran varian G terjadi karena sebuah kebetulan.
“Virus itu bisa dengan mudah mengalami sesuatu yang tak biasa,” katanya seperti dikutip Live Sciene, Senin (13/7).