Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah resesi ekonomi yang dialami Singapura, industri bisnis di negeri Singa Putih itupun banyak yang terpukul.
Salah satunya adalah restoran Ba Kut Teh. Restoran yang sudah berusia 42 tahun itu terancam gulung tikar akibat pandemi corona.
Pendiri Bak Kut Teh mengatakan restoran yang sudah berdiri selama puluhan tahun itu mungkin tidak akan bertahan lebih lama jika bisnis tidak berubah.
Nigel Chua, pemilik generasi kedua dari rantai restoran, mengajukan dukungan publik untuk "menyelamatkan merek, pekerjaan karyawan dan warisan mereka".
Hal itu disampaikan melalui media sosial pada hari Rabu (15 Juli). Dalam posting di Facebook dan Instagram, Chua mengungkapkan bahwa "bisnis sangat buruk, benar-benar buruk" dan bahwa mereka dapat dipaksa untuk menutup bisnisnya.
"Jika situasinya tidak membaik dalam dua bulan ke depan, kami akan tutup" ujarnya dikutip dari channelnewsasia.com.
Dia menambahkan bahwa penjualan telah turun "lebih dari 85 persen" dalam lima bulan terakhir karena pandemi COVID-19 dan mereka terus bertahan melalui takeaway dan pengiriman.
Sayangnya, bisnis tidak membaik bahkan ketika negara itu masuk ke Fase 2 pada 19 Juni dan makan di tempat mulai diizinkan.
"Bahkan sekarang, restoran kosong tanpa pengunjung yang terlihat," tulisnya.
Pendiri Bak Kut Teh dimulai di zaman ayah Chua, Chua Chwee Whatt, pada tahun 1978 dan dikenal dengan hidangan iga babi khasnya, yang telah menarik perhatian selebritas seperti Jay Chou, Eason Chan, dan Chow Yun Fatt sebagai pelanggan.
Chua mengatakan bahwa mereka melakukan upaya terakhir untuk menyelamatkan merek mereka dengan diskon 30 persen dari set yang dikuratori untuk pelanggan yang makan malam mulai 17 Juli hingga 17 Agustus. Adapun gerai yang mereka miliki yakni di gerai Hotel Boss, Bugis, dan Downtown East.
Pelanggan disarankan untuk menelepon terlebih dahulu untuk membuat reservasi untuk mematuhi langkah-langkah jarak sosial.