Bisnis.com, JAKARTA — Anda mungkin sudah tahu bahwa penyakit jantung adalah penyebab kematian terbanyak di dunia, termasuk Indonesia.
Menurut data Riskesdas pada 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%, sedangkan prevalensi penyakit jantung koroner sebesar 0,5% pada 2013.
Adapun, berdasarkan Global Status Report on NCD 2019 (IHME), sebanyak 17,8 juta kematian, atau 1 dari 3 kematian di dunia setiap tahun, disebabkan oleh penyakit jantung.
Penyakit jantung meski tak selalu berkaitan, tapi dapat meningkatkan risiko penyakit stroke.
Mengutip Kementerian Kesehatan, stroke adalah penyakit yang mengancam jiwa karena apabila terjadi serangan stroke, setiap menit sebanyak 1,9 juta sel otak dapat mati. Stroke merupakan penyebab utama disabilitas dan kematian nomor dua di dunia.
Di Indonesia, stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian, yakni sebesar 11,2% dari total kecacatan dan 18,5% dari total kematian.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia pada 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk.
Kabar baiknya adalah bahwa kematian akibat penyakit jantung dan stroke sangat dapat dicegah, dan para ilmuwan terus mencari cara untuk mencegahnya.
Selain kebiasaan gaya hidup, seperti pola makan yang menyehatkan jantung, aktivitas fisik yang teratur, mengelola stres, dan mendapatkan tidur yang berkualitas, ada nutrisi tertentu yang mungkin sangat membantu.
Manfaat Vitamin D
Mengutip Eating Well, vitamin D adalah salah satu suplemen pendukung, karena studi terbaru menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Vitamin D merupakan nutrisi yang sulit karena sangat sedikit makanan yang mengandungnya. Tubuh kita memproduksi vitamin D saat kita terpapar sinar matahari.
Namun, bagian tubuh yang perlu terpapar sinar matahari cukup banyak, sepertilengan, kaki, dan wajah, serta dalam waktu yang cukup lama, yang menimbulkan beberapa masalah potensial bagi orang yang mencoba mencegah kanker kulit atau yang mudah terbakar.
Sulit juga bagi mereka yang tinggal di daerah beriklim dingin untuk mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. Karena alasan ini, vitamin D merupakan salah satu vitamin yang mungkin perlu diberikan suplemen.
Para peneliti melakukan tinjauan naratif terhadap studi tentang vitamin D dan penyakit jantung. Mereka melaporkan temuan mereka di jurnal Nutrients.
Dari studi tersebut, peneliti menemukan bahwa meskipun pengetahuan tentang vitamin D dapat mengurangi risiko penyakit jantung sudah dipahami dengan baik, bukti klinis mengenai manfaat ini masih terbatas, karena kurangnya studi yang dirancang dengan baik.
Dengan demikian, berikut adalah beberapa temuan utama yang diperoleh para peneliti dalam tinjauan mereka.
Pertama, pada wanita hamil, suplementasi vitamin D mengurangi risiko preeklamsia hingga 60%, diabetes gestasional hingga 50%, dan kelahiran prematur hingga 40%.
Kedua, orang dengan pradiabetes juga mungkin dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung dengan mengonsumsi suplemen vitamin D.
Ketiga, pada orang yang mengonsumsi statin, untuk membantu menurunkan kolesterol, atau obat kardiovaskular, suplementasi vitamin D dapat menurunkan risiko kejadian kardiovaskular utama hingga 13% hingga 17%.
Vitamin D sudah dikenal fungsinya untuk banyak proses tubuh, termasuk kesehatan tulang dan fungsi kekebalan dan saraf. Ada juga bukti bahwa vitamin D dapat berperan dalam mencegah depresi.
Mengenai penyakit jantung, semakin banyak bukti yang mendukung vitamin D. Misalnya, baru-baru ini sebuah penelitian melaporkan bahwa kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 10%.
Vitamin D adalah vitamin yang umumnya kurang dikonsumsi orang, dan para peneliti tidak selalu sepakat tentang siapa dan berapa banyak orang yang harus mengonsumsi suplemen.
Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda kekurangan vitamin D adalah dengan menjalani tes, tetapi beberapa organisasi profesional.
Namun, sebelum menjalani tes vitamin D, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan termasuk tempat tinggal Anda, seberapa sering Anda keluar rumah dengan kulit terbuka, dan berapa banyak makanan kaya vitamin D yang Anda makan.
Selain itu juga terkait asupan makanan yang mengandung vitamin D, termasuk kuning telur, jamur, ikan berlemak (salmon, tuna, herring, ikan todak, sarden), hati sapi, minyak hati ikan kod, dan makanan yang diperkaya, seperti susu, jus jeruk, dan sereal.
Umumnya, orang dewasa di atas 70 tahun, anak-anak, dan remaja membutuhkan lebih banyak vitamin D. Selain itu, ibu hamil atau menderita osteoporosis, juga perlu menambah asupan vitamin D.
Perlu diingat bahwa mengonsumsi terlalu banyak vitamin D dalam jangka waktu lama juga tidak baik bagi tubuh. Kelebihan vitamin tersebut dapat menumpuk di dalam tubuh Anda dan pada akhirnya dapat mematikan.
Oleh karena itu, sebelum menambah asupan vitamin D, mintalah rekomendasi tenaga medis profesional untuk membantu menemukan dosis yang tepat untuk Anda.