Aktivitas di salah satu Laboratorium yang ada di Kalimantan Tengah,  Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat
Health

Peneliti Temukan Cara Identifikasi Potensi Keparahan Pasien Covid-19

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 28 Juli 2020 - 12:11
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perbedaan respon sistem kekebalan tubuh pasien dengan Covid-19 dapat membantu memprediksi pasien yang akan mengalami konsekuensi penyakit sedang dan berat.

Demikian, menurut sebuah penelitian baru oleh para peneliti Yale yang diterbitkan 27 Juli dalam jurnal Nature.

Temuan ini dapat membantu mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi mengalami tingkat keparahan akibat Covid-19 di awal rawat inap dan mencari jenis obat untuk mengobati Covid-19.

Para peneliti memeriksa 113 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Yale New Haven, dan menganalisis berbagai respons sistem kekebalan yang mereka perlihatkan selama tinggal di rumah sakit, dari masuk hingga keluar atau meninggal.

Mereka menemukan bahwa semua pasien berbagi gejala covid-19 yang umum dalam aktivitas sistem kekebalan pada awal perjalanan penyakit. Tetapi mereka yang hanya mengalami gejala sedang menunjukkan tanggapan sistem kekebalan yang menurun dan viral load dari waktu ke waktu.

Pasien yang terus mengembangkan kasus parah penyakit ini tidak menunjukkan penurunan viral load atau reaksi sistem kekebalan tubuh, dan banyak dari sinyal kekebalan pada pasien ini meningkat.

Dengan pengamatan ini, membuat pada awal pengobatan, para peneliti menemukan indikator yang memprediksi pasien mana yang paling berisiko mengalami dampak covid-19 yang parah dan mana yang tidak.

"Kami mampu mengeluarkan risiko penyakit dengan cara ini," kata Profesor Immunobiologi dan Molekul Molekul, Biologi Seluler dan Perkembangan serta penyelidik untuk Institut Kedokteran Howard Hughes, Waldemar Von Zedtwitz.

Para peneliti telah mengetahui bahwa sistem kekebalan mengeluarkan "badai sitokin" yang masif dan merusak dalam kasus Covid-19 yang parah.

Tetapi elemen spesifik dari respon sistem kekebalan tubuh yang paling bertanggung jawab atas kerusakan tidak diketahui. Analisis Yale menemukan beberapa tautan menarik untuk hasil yang buruk.

Anehnya, kata para peneliti, salah satu faktor risiko adalah kehadiran alpha interferon, sebuah sitokin yang dimobilisasi untuk memerangi patogen virus seperti virus flu. Namun, pasien Covid-19 dengan interferon alfa tingkat tinggi bernasib lebih buruk daripada pasien dengan level rendah.

"Virus ini sepertinya tidak peduli dengan interferon alfa," kata Iwasaki.

Prognostikator awal lain dari hasil yang buruk adalah aktivasi inflammasome, suatu kompleks protein yang mendeteksi patogen dan memicu respons inflamasi terhadap infeksi.

Aktivasi inflamasi dikaitkan dengan hasil yang buruk dan kematian pada beberapa pasien. Para peneliti menemukan bahwa orang yang merespons infeksi dengan lebih baik cenderung mengekspresikan faktor pertumbuhan tingkat tinggi, sejenis sitokin yang memperbaiki kerusakan jaringan pada lapisan pembuluh darah dan paru-paru.

Secara keseluruhan, data dapat membantu memprediksi pasien yang berisiko tinggi terhadap hasil yang buruk, kata para penulis. Mereka juga mengatakan obat yang menargetkan penyebab spesifik peradangan yang diidentifikasi dalam penelitian ini dapat membantu mengobati pasien yang berisiko mengembangkan kasus COVID-19 yang parah.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro