Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan menyatakan bahwa sebagian besar strain virus corona baru yang ditemukan di Brasil berasal dari Eropa.
Sebagaimana diketahui, Brasil saat ini memiliki jumlah kasus kedua tertinggi di dunia. Jumlah yang tercatat mencapai angka 2,4 juta infeksi dengan lebih dari 88.000 kematian yang terkonfirmasi.
Adapun, penyakit virus corona baru atau Covid-19 ini pertama kali terdeteksi di kota Wuhan China pada Desember tahun lalu. Namun, penelitian yang diterbitkan di jurnal Science menyimpulkan bahwa 75 persen dari strain virus di Brasil berasal dari Eropa.
Temuan para peneliti ini menunjukkan bahwa transmisi berbasis masyarakat sudah terjadi di Brasil pada awal Maret, yang juga berarti bahwa pembatasan perjalanan internasional yang diberlakukan setelah periode ini memiliki dampak yang tak signifikan.
Para peneliti yang berasal dari Brasil dan Inggris melakukan tes genom setelah mengumpulkan sekitar 26.000 sampel dari laboratorium publik dan swasta di Brasil. Hampir 30 persen di antaranya dinyatakan positif virus corona.
Mereka mengatakan sebagian besar strain tampaknya telah memasuki negara itu melalui wilayah-wilayah yang terhubung secara internasional seperti Sao Paulo dan Minas Gerais,
“Terbatasnya data riwayat perjalanan menunjukkan bahwa kasus awal ini sebagian besar datang dari Italia dan Amerika Serikat,” tulis peneliti seperti dikutip South China Morning Post, Rabu (29/7).
Sejak awal Juni, Brasil telah melaporkan lebih dari 1.000 kematian baru per hari akibat penyakit Covid-19. Kendati angka infeksinya tinggi, Gubernur dan Walikota di Brasil secara bertahap melonggarkan pembatasan isolasi di banyak kota untuk mencegah dampak ekonomi lebih lanjut.
Pada awal pekan ini, sekelompok serikat pekerja dan organisasi sosial yang mewakili lebih dari 1 juga profesional medis di Brasil telah mengajukan pengaduan ke Pengadilan Kriminal Internasional.
Kelompok tersebut menuduh presiden Brasil Jair Bolsonaro telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan bereaksi sembrono terhadap wabah. Dia dianggap telah melakukan penghinaan, pengabaian, dan penolakan di tengah pandemi yang masih berlangsung.