Bisnis.com, JAKARTA - Remdesivir Gilead Sciences Inc disebutkan layak diresepkan untuk pasien dengan Covid-19 yang parah meskipun bukti manfaatnya tetap tidak meyakinkan, demikian menurut panel ahli internasional yang diselenggarakan oleh British Medical Journal.
Efektivitas pemakaian remdesivir tidak pasti karena sebagian besar uji coba sejauh ini kecil dan memiliki keterbatasan, para penulis mengatakan dalam ulasan tersebut untuk jurnal.
Komisi Eropa menandatangani kontrak senilai 63 juta euro (US$74 juta) dengan Gilead pekan ini untuk sejumlah obat yang akan tersedia di negara-negara Uni Eropa mulai awal Agustus 2020.
Remdesivir mungkin efektif dalam mengurangi waktu pemulihan pada pasien dengan Covid-19 yang parah, meskipun lebih banyak percobaan diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini, kata para ahli.
Obat tersebut mungkin tidak memiliki efek penting pada kebutuhan ventilasi mekanik dan mungkin memiliki sedikit pengaruh atau tidak berpengaruh pada lama tinggal pasien di rumah sakit.
Gilead mengatakan pada Juni lalu bahwa mereka akan mengenakan biaya US$3.120 untuk pengobatan remdesivir untuk pasien di rumah sakit di AS. Demikian dikutip dari Bloomberg.
Obat tersebut menerima otorisasi penggunaan darurat dari regulator AS pada Mei, setelah uji coba besar menemukan obat itu mempercepat pemulihan sekitar empat hari pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Para penulis mengatakan penggunaan obat seperti remdesivir dapat mengurangi dana, waktu, perhatian dan tenaga kerja dari perawatan.
Mereka menyarankan penelitian di masa depan harus fokus pada bidang-bidang seperti dosis obat yang optimal, durasi terapi, dan apakah ada kelompok pasien tertentu yang paling mungkin mendapatkan manfaat.