Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Pasien Covid-19 yang Sembuh Berpotensi Alami Gangguan Kesehatan Mental

Para ahli dari rumah sakit San Raffaele di Milan, Italia menyatakan dari 402 pasien yang dipantau setelah dirawat karena virus corona, sekitar 55 persen ditemukan setidaknya memiliki satu gangguan kejiwaan
Mia Chitra Dinisari
Mia Chitra Dinisari - Bisnis.com 04 Agustus 2020  |  15:31 WIB
Pasien Covid-19 yang Sembuh Berpotensi Alami Gangguan Kesehatan Mental
Ilustrasi Depresi - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Lebih dari separuh orang yang telah menerima perawatan rumah sakit terkait penyakit Covid-19 ditemukan menderita gangguan kesehatan mental sebulan kemudian.

Para ahli dari rumah sakit San Raffaele di Milan, Italia menyatakan dari 402 pasien yang dipantau setelah dirawat karena virus corona, sekitar 55 persen ditemukan setidaknya memiliki satu gangguan kejiwaan.

Hasil tersebut didasarkan pada wawancara klinis dan kuesioner penilaian diri. Lebih spesifik, hasil yang didapat menunjukkan pasien pasca covid mengalami gangguan stres pasca trauma (PTSD) pada 28 persen kasus.

Selain itu, gangguan penyakit lain seperti depresi terjadi pada 31 persen kasus, kecemasan dengan 42 persen, gangguan insomnia sebesar 40 persen, dan gejala obsesif kompulsif (OC) sebesar 20 persen dari pasien yang dilakukan pengecekan.

Temuan ini meningkatkan kekhawatiran tentang efek psikologis virus. Makalah yang diterbitkan di jurnal Brain, Behavior, and Immunity menyebut bahwa PTSD, depresi berat, dan kegelisahan adalah kondisi berat yang tidak dapat diabaikan.

“Mengingat dampak mengkhawatirkan terkait infeksi Covid-19 pada kesehatan mental, wawasan terkini tentang peradangan dalam psikiatri, dan pengamatan saat ini tentang peradangan yang lebih buruk, kami merekomendasikan untuk menilai psikopatologi dari penderita Covid-19 untuk memperdalam penelitian,” tulis peneliti seperti dikutip The Guardian, Selasa (4/8).

Studi yang dilakukan pada 265 pria dan 137 wanita itu menemukan bahwa wanita menderita lebih banyak tekanan psikologis daripada pria. Pasien dengan diagnosis psikiatrik positif sebelumnya juga menderita gangguan kesehatan mental yang lebih baik.

Para peneliti, yang dipimpin oleh Mario Gennaro Mazza mengatakan efek psikiatris dapat disebabkan oleh respons kekebalan terhadap virus itu sendiri atau oleh stresor psikologis seperti isolasi sosial. Selain itu, temuan ini juga konsisten dengan studi epidemiologi sebelumnya.

Mereka mengatakan temuan ini mencerminkan penelitian-penelitian sebelumnya tentang penyebaran virus corona, termasuk SARS, di mana morbiditas psikiatriknya berkisar antara 10 persen hingga 25 persen pada tahap pasca-sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Virus Corona perkembangan mental anak
Editor : Mia Chitra Dinisari

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top