Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah kekhawatiran atas laporan bahwa ayam beku yang diimpor dari Brasil ke China dinyatakan positif Covid-19, para ahli mengemukakan bahwa kemungkinan seseorang tertular dari virus sangat rendah.
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (14/8) Angel Rasmussen, ahli virus dari Columbia University mengatakan sangat mungkin orang menyentuh atau mengenai sayap ayam yang dinyatakan positif, tetapi tidak berarti bahwa mereka akan terinfeksi Covid-19.
Pedoman dari Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan menangani makanan atau mengonsumsi makanan dapat menyebabkan orang tertular virus.
Sebagaimana diketahui, rute utama penyebaran virus adalah dari orang ke orang melalui partikel dari bersin, batuk, atau berbicara bahkan bernapas. C Brandon Ogbunu, ahli ekologi penyakit dari Yale University juga mengemukakan hal senada.
Menurutnya peristiwa ini bukan menjadi penyebab terjadinya penularan jarak jauh. Ketika virus melewati batas internasional, hampir pasti virus itu dibawa oleh orang bukan produk komersial yang dikirimkan.
Sayap ayam yang terinfeksi Covid-19 diperiksa pada hari Rabu (13/8) waktu Shenzhen, tempat para pejabat telah menguji produk impor untuk mengetahui adanya materi genetik virus corona baru atau materi RNA.
Produser laboratorium yang mencari RNA juga menjadi dasar dari sebagian besar tes virus corona yang dilakukan pada manusia. Tapi RNA hanyalah proksi untuk keberadaan virus, yang dapat meninggalkan sedikit materi genetiknya bahkan setelah dihancurkan.
“Itu hanya mendeteksi tanda bahwa virus ada di beberapa titik,” kata Ogbunu.
Untuk membuktikan bahwa virus yang berbahaya dapat tetap hidup di makanan atau kemasan, para peneliti perlu mengisolasi mikroba dan menunjukkannya di laboratorium, bahwa virus itu masih dapat bereplikasi.
Akan tetapi, eksperimen ini menantang secara logistik dan membutuhkan personel yang terlatih secara khusus, dan bukan merupakan bagian dari jalur pengujian yang umum.
Setelah sampel yang diambil dari permukaan daging menunjukkan hasil positif, petugas melakukan tes serupa pada beberapa orang yang mereka curigai telah melakukan kontak dengan produk tersebut. Mereka juga menguji banyak barang kemasan lainnya.
Semua sampel yang dianalisis sejauh ini menunjukkan hasil negatif untuk RNA virus corona. Tetapi pernyataan yang sama memperingatkan konsumen tentang produk beku impor, dan laporan awal dari berita tersebut memicu kekhawatiran di media sosial.
Baik Ogbunu maupun Rasmussen mengatakan bahwa rangkaian peristiwa yang luar biasa tidak biasa perlu terjadi agar virus dapat ditularkan melalui produk daging beku.
Tergantung dari mana virus itu berasal, virus perlu melewati perjalanan yang berpotensi melintasi benua dalam keadaan beku, kemudian menemukan jalannya ke tangan seseorang, lalu perjalanan ke hidung atau mulut. .
Bahkan yang lebih tidak mungkin adalah skenario bahwa virus dapat bertahan pada makanan setelah dipanaskan, bertahan hidup ditelan ke dalam saluran pencernaan manusia yang sangat asam, kemudianberkembang biak di saluran napas.
“Resiko terjadinya hal itu sangatlah kecil,” kata Rasmussen.
Beberapa virus mungkin dapat mengatasi perjalanan yang begitu berat. Tetapi virus corona mungkin bukan salah satunya. Karena itu disebut virus yang berselimut, terselubung dalam cangkang luar yang rapuh dan rentan terhadap berbagai gangguan lingkungan, termasuk perubahan suhu yang ekstrem.