Bisnis.com, JAKARTA – Selama masa pandemi Covid-19 ini, Kementerian Luar Negeri menjadi salah satu lembaga yang cukup fokus bergerak, terutama dalam menangani dan mengevakuasi warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa para diplomat yang berada di bawah Kementerian Luar Negeri, termasuk salah satu pihak yang bergerak lebih cepat ketika kasus mulai muncul pertama kali di Wuhan sejak Januari 2020.
Diakui olehnya bahwa proses evakuasi yang terjadi di tengah posisi Wuhan yang kala itu sedang lockdown bukanlah hal yang mudah. Situasinya pun berbeda dibandingkan dengan kasus-kasus sebelumnya yang melakukan proses evakuasi untuk bencana alam.
“Kali ini kita harus mengevakuasi WNI di wilayah yang terdampak virus yang tak kasat mata dengan posisi lockdown. Saat itu WNI berada di sembilan titik yang berbeda, lalu harus dikumpulkan di Wuhan, dijemput dan dibawa pulang ke Indonesia. Kami start lebih dulu sejak Januari dan hingga saat ini masih terus berlari,” ujarnya dalam Leadership Talkshow di Tokopedia Play, Senin (17/8/2020).
Selain di Wuhan, tentu saja Kementerian Luar Negeri melalui para diplomat harus memastikan perlindungan WNI di seluruh dunia. Termasuk WNI yang bekerja sebagai sebagai pekerja harian di Malaysia.
“Begitu Malaysia lockdown diberlakukan, otomatis mereka kehilangan pekerjaan. Di sinilah kita bantu mereka agar bisa hidup,” ujarnya.
Selama masa pandemi ini, selain melakukan proses evakuasi, Kementerian Luar Negeri juga melakukan repatriasi atau pemulangan WNI ke Indonesia. Hingga per tanggal 13 Agustus, sudah ada sekitar 139.229 WNI yang sudah dievakuasi dan di bawa pulang ke Indonesia, di tengah kondisi lockdown dan terputusnya semua konektivitas antar Negara.
“Saat para WNI ini kembali ke Indonesia, pemerintah juga harus bertanggung jawab untuk memberi bantuan seperti sembako dan peralatan kesehatan yang diperlukan. Dan sampai 13 Agustus, sudah ada 530.000 sembako dan peralatan kesehatan yang sudah kami bagikan,” tuturnya.