Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kondisi pandemi yang belum mereda, muncul isu terkait risiko nasionalisme vaksin yakni ketika negara berupaya mengamankan pasokan vaksin virus corona untuk negaranya sendiri atau terlebih dahulu.
Namun, kerja sama global seputar penelitian dan pengembangan vaksin untuk memecahkan masalah Covid-19 juga masih berlangsung. Lima jenis vaksin Covid-19 di China sedang dikembangkan di bawah kerja sama internasional dengan sejumlah negara termasuk Eropa, Brasil, Inggris, dan Jerman.
Zhong Nanshan, ilmuwan pernapasan China mengatakan bahwa China dan Rusia juga telah merencanakan untuk berkolaborasi dalam uji klinis vaksin virus corona baru. Tanda-tanda kerjasama ini bahkan muncul sedari awal, ketika konsulat Rusia di Guangzhou mengumumkan kolaborasi penelitian vaksin virus sejak Januari.
Para ahli mengatakan kerja sama yang dilakukan, merupakan bagian dari janji China untuk terjun ke perang global terkait virus. Mereka menambahkan bahwa China dan Rusia terlebih memiliki dasar yang jelas untuk melakukan kerja sama dalam berbagi sumber daya dan produksi massal.
China dan Rusia dapat bertukar data dan teknik seputar penelitian dan pengembangan vaksin, mengingat dosis kedua vaksin Covid-19 pertama Rusia yang baru disetujui memiliki mekanisme yang mirip dengan vaksin vektor adenovirus Covid-19 dari CanSino.
China juga mungkin dapat membantu Rusia dengan produksi massal untuk dosis kedua vaksin jika diperlukan, mengingat China memiliki kapasitas yang relatif besar untuk produksi vaksin yang telah dikembangkan oleh ilmuwan lokal dan Rusia.
Yang Zhangqiu, Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Wuhan University mengatakan bahwa urutan genetika virus sangat penting dalam pengembangan vaksin dan kadang-kadang bahkan dapat dianggap sebagai hak kekayaan intelektual.
“Pembagian dan keterbukaan urutan gen mencerminkan kesediaan dan kepercayaan China untuk bekerja dengan pihak lain untuk melawan virus,” ungkapnya.
Tak hanya itu Peter Hotez, Profesor dan Dekan National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine di Houston, Texas, mengatakan bahwa kelompoknya juga bekerja sama dengan pusat virologi di Fudan University di Shanghai, China.
Hotez memuji upaya China dalam menangani epidemi dan menyebut para ilmuwan di China telah melakukan pekerjaan luar biasa sejauh ini untuk mengetahui penularan dan dengan cepat mengisolasi serta mengurutkan virus.
Kolaborasi antara perusahaan Amerika Serikat Inovio Pharmaceuticals dan Beijing Advaccine Biotechnology telah disetujui pada Juli untuk bekerja sama dalam memajukan vaksin INO-4800 guna melawan virus corona baru. Ini adalah vaksin pertama di dunia yang diuji bersamaan di AS dan China.
Perusahaan farmasi multinasional Inggris GlaxoSmithKline (GSK) bekerja sama dengan Xiamen Innovex di China untuk membuat kandidat vaksin berbasis protein rekombinan. GSK mengincar peningkatan produksi hingga 1 miliar dosis pad 2021 mendatang.
Tak hanya negara-negara Barat, kini Indonesia juga menjalin kerja sama dengan China untuk mempercepat temuan vaksin virus corona. Dengan harapan, hasil uji klinis yang efektif dan vaksin juga bisa diproduksi bagi Indonesia.
Meskipun vaksin asal China CanSino diklaim sebagai vaksin yang pertama kali dipatenkan, kini Indonesia lebih memilih vaksin Sinovac yang bekerja sama dengan Bio Farma.
Pemerintah Indonesia juga tidak ingin terbuai dengan janji-janji dari China yang ingin membasmi virus Corona, sehingga langkah strategis dilakukan dengan menciptakan vaksin merah putih. Vaksin ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan vaksinasi bagi seluruh rakyat Indonesia.