Ilustrasi puasa/ukrevival.net
Fashion

Cek Fakta, Ini Lima Mitos Terkait Diet dan Nutrisi

Dewi Andriani
Senin, 24 Agustus 2020 - 22:46
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Banyak masyarakat yang memanfaatkan media internet untuk menjadi rujukan dalam mencari berbagai informasi mengenai pola konsumsi yang dapat diterapkan untuk mendukung gaya hidup sehat dan menjaga berat badan.

Namun, informasi yang didapatkan secara online juga bisa menjadi pedang bermata dua. Sebab, di satu sisi internet bisa menyediakan informasi yang cepat mengenai berbagai nutrisi tetapi di sisi lain, tak sedikit juga mitos dan misinformasi yang beredar di internet mengenai nutrisi di kalangan masyarakat.

Senior Director, Worldwide Nutrition Education & Training, Herbalife Nutrition, Susan Bowerman, menuturkan jika merujuk pada Herbalife Nutrition Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020, media sosial merupakan saluran yang paling sering digunakan oleh konsumen di Asia Pasifik untuk mendapatkan informasi terkait nutrisi yakni sebanyak 68 persen.

“Namun ternyata ditemukan juga fakta bahwa enam dari 10 konsumen di Asia Pasifik sebetulnya masih bingung membedakan apakah informasi yang mereka dapatkan merupakan fakta atau mitos,” ujarnya baru-baru ini.

Berikut daftar mitos-mitos terkait nutrisi dan pengelolaan berat badan yang rata-rata beredar di kalangan masyarakat, seperti dikutip dari hasil survei Herbalife Nutrition:

Mitos pertama : Diet ketogenik adalah cara sehat untuk menurunkan berat badan

Diet ketogenik bukanlah cara yang paling berkelanjutan untuk menurunkan berat badan karena Anda akan kehilangan beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Seseorang yang menjalani diet keto mengonsumsi sangat sedikit karbohidrat, jumlah protein sedang, dan jumlah lemak yang sangat tinggi, sehingga memaksa tubuh untuk mengandalkan lemak tubuh sebagai bahan bakar.

Sementara ini membakar lemak tubuh, rendahnya tingkat konsumsi karbohidrat akan mengakibatkan lebih sedikit vitamin dan mineral yang diserap ke dalam tubuh, serta kekurangan serat.

Mitos kedua: Cleansing Diet dengan jus adalah strategi yang baik untuk menurunkan berat badan

Mengkonsumsi jus mungkin tampak seperti alternatif yang nyaman jika buah-buahan dan sayuran kurang dalam upaya Anda mengelola berat badan. Namun sebagai bahan utama dalam penurunan berat badan, sayuran tidak banyak mengandung nutrisi utama seperti protein, yang membantu memuaskan nafsu makan dan mempertahankan massa otot.

Berat badan yang hilang saat menjalani diet, kemungkinan besar akan naik kembali saat Anda mulai makan kembali secara normal. Makan buah dan sayuran utuh, dan sebagai bagian dari diet seimbang, akan jauh lebih bermanfaat dalam jangka panjang.

Mitos ketiga: Karbohidrat membuat berat badan bertambah

Karbohidrat tidak dapat disalahkan atas penambahan berat badan. Kelebihan kalori yang dapat menambah berat badan secara signifikan. Untuk memastikan diet seimbang, Filosofi Nutrisi Global Nutrisi Herbalife merekomendasikan 40 persen asupan kalori harian Anda berasal dari sumber karbohidrat yang sehat.

Seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian - yang juga memberikan nutrisi penting seperti kalsium, zat besi, serat dan vitamin B untuk tubuh.

Mitos keempat: Puasa intermiten merupakan cara yang efektif bagi setiap orang untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan

Puasa intermiten adalah istilah umum untuk berbagai jadwal waktu makan yang berputar antara puasa sukarela dan non-puasa selama periode tertentu. Penting untuk diperhatikan bahwa puasa untuk menurunkan berat badan bukan untuk semua orang.

Mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti diabetes, atau mereka yang sedang menjalani pengobatan untuk tekanan darah atau penyakit jantung harus menghindari puasa intermiten. Karena dengan berpuasa intermiten tanpa berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan, dapat menyebabkan kadar glukosa darah mereka turun atau meningkat secara berbahaya risiko kelainan elektrolit.

Mitos kelima: diet sangat rendah lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan

Keberadaan lemak sangat penting bagi tubuh kita untuk tetap sehat, karena membantu membangun membran sel dan hormon, dan membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak.

Banyak diet rendah lemak hanya menggantikan kalori lemak dengan karbohidrat dan gula yang diproses tinggi, dan tidak akan meningkatkan kualitas makanan secara keseluruhan. Penelitian juga menunjukkan hanya penurunan minimal berat badan setelah tahun pertama dari diet sangat rendah lemak, yang menunjukkan bagaimana hal ini adalah strategi penurunan berat badan jangka panjang yang tidak efektif.

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro