Bisnis.com, JAKARTA - Anak yang stunting terjadi karena kebutuhan nutrisi selama di dalam kandungan dan balita tidak tercukupi.
Ahli gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembangan Panduan 'Isi Piringku' Sri Anna Marliyati mengungkapkan stunting masih menjadi permasalahan di Indonesia. Sebab, satu dari tiga anak di Indonesia berpotensi mengalami stunting karena kekurangan gizi.
Mengutip data Riskesdas, data stunting pada 2013, 2018 dan 2019, masing-masing 37,2 persen, 30,8 persen dan 27,7 persen. Stunting adalah gagal tumbuh yang berkembang selama jangka waktu yang panjang.
"Presiden Jokowi ingin, angka stunting turun menjadi 20 persen pada tahun berikutnya. Cara mengatasi stunting dengan memberikan gizi yang cukup kepada anak, sejak dalam kandungan," ungkapnya, Jumat (29/8/2020).
Anna mengungkapkan bahwa anak-anak adalah masa depan Indonesia. Kalau anak-anak tidak sehat, maka Indonesia akan menghadapi tantangan domestik yakni memiliki generasi yang tidak berkualitas.
Dia mengatakan dengan mencukupi kebutuhan nutrisi anak, maka telah membantu anak untuk mencapai cita-citanya dan menjadikan anak yg lebih sehat.
Stunting tidak melulu persoalan fisik, tetapi juga berhubungan dengan tingkat IQ anak. Dia menuturkan bahwa anak-anak yang mengalami stunting memiliki IQ yang lebih rendah dan produktivitas lebih rendah, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi pada suatu negara.
Karyanto Wibowo, Sustainability Director Danone Indonesia mengatakan stunting bisa dicegah dengan memperhatikan isi piring anak. Dia mengatakan Danone memiliki program 'Isi Piringku' melalui lagu anak-anak.
Lagu 'Isi Piringku' mengandung pesan akan pentingnya gizi seimbang seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta minum air dan susu, dan kebiasaan cuci tangan pakai sabun disajikan dalam irama dan lirik yang mudah diingat untuk dapat diajarkan oleh para guru dan orang tua kepada anak-anak.