Bisnis.com, JAKARTA - Uji klinis herbal immunomodulator yang dilakukan tim peneliti Indonesia belum sepenuhnya rampung. Beberapa tahapan masih perlu dilalui.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania menjelaskan data pengujian saat ini tengah dianalisis valid atau tidaknya, setelah itu dibuka blindingnya (penyamaran). Dalam penelitian ini, tim menggunakan teknik double blinding.
"Kita harus tau mana subjek yang diberi obat uji satu, mana yang diberi produk uji dua, mana subjek yang diberi placebo," jelasnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Kemudian tim berikutnya akan menganalisis mulai dari statistik hingga keamanannya. Adapun yang diberikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kemarin adalah data subjek intervensi.
"Intinya menuju verifikasi data yang tujuan akhirnya membuktikan apakah aman dan berkhasiat. Belum diberikan ke badan POM. Baru datanya yang diberikan," tutur Inggrid.
Untuk hasil penelitian yang valid kata Inggrid kemungkinan baru akan selesai pada 2 bulan mendatang. Sebab dalam verifikasi ini, setidaknya peneliti harus memeriksa ribuan data mengingat 1 subjek penelitian bisa mencapai ratusan halaman. Diketahui ada 90 subjek penelitian dengan rentang usia dewasa.
"Dari analisis sampai selesai penelitian yang valid bisa 2 bulan, atau 1 bulan paling cepat," sebut Inggrid.
Lebih lanjut dia menerangkan dalam penelitian ini ada 2 prodok yang diuji klinis. Produk pertama yakni jamur cordyceps militaris yang berasal dari Tibet namun sudah dibudidayakan di Indonesia dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Jamur ini bisa meningkatkan kekebalan, stamina, dan megurangi gejala gangguan pernapasan.
Produk kedua yakni kombinasi ekstrak jahe merah, mengiran, sambiloto, dan daun sembung. Keempat herbal ini sebelumnya sudah memiliki izin edar dari BPOM.
Mengiran dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh, anti peradangan, dan mengurangi gejala pernapasan. Herbal ini juga memiliki sifat antivirus walaupun belum diuji spesifik terhadap virus SARS-CoV-2.
Jahe merah, lanjut Inggrid, bisa meningkatkan imunitas. Sementara sambiloto juga bersifat antivirus, sedangkan daun sembung dengan pengalaman nenek moyang, bisa mengurangi keluhan di saluran pernapasan, batuk, demam, serta pilek.
"Kita berharap bisa mengurangi keparahan gejalanya saluran pernapasan. Dengan sifat imunomodulator itu bisa mempercepat penyembuhan pasien Covid-19," tukas Inggrid.