Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara yang terinfeksi virus corona (Covid-19) dengan cepat beradaptasi melalui penerapan sertifikat kesehatan. Namun apakah immunity passport (paspor kekebalan) ini sungguh membantu Anda aman dalam bepergian?
Dilansir dari BBC, Senin (31/8/2020), ekonomi global sudah sangat terimbas akibat Covid-19 terutama dalam menurunkan geliat ekonomi riil khususnya pariwisata. Sementara itu, saat ini sejumlah penerbangan internasional dari beberapa negara akan diaktifkan kembali, artinya pemerintah harus menjamin infeksi virus ini bisa terkendali dan di bawah rata-rata, maupun dengan cara pengembangan vaksin.
Kondisi ini membuat banyak maskapai penerbangan, operator tour, dan hotels lebih sulit untuk bisa bertahan. Dalam beberapa bulan ke depan, sudah hadir inovasi baru yaitu digital immunity passports, yang berpotensi membantu penerbangan internasional.
Husayn Kassai, Co-Founder dan CEO dari Onfido, perusahaan teknologi yang berbasis di London menyatakan digital immunity passport akan memberikan justifikasi kesehatan dari wajah. Sehingga hasil dari immunity passport ini akan mempresentasikan kadar imunitas seseorang.
“Ini didesain untuk membuktikan status kesehatan setiap individu tanpa perlu membagikan informasi pribadi orang tersebut,” ujar Husayn.
Saat ini, immunity passport sedang dalam pengembangan terutama untuk pada pekerja di garda depan yakni tenaga medis, sehingga membantu mereka lebih aman dalam bekerja di rumah sakit.
Pada April 2020, Onfido pun sudah diundang untuk mendaftarkan proposal proyek sertifikasi kesehatan digital ke Departemen Sains dan Teknologi Pemerintah Inggris. Pada proposal tersebut, Onfido menegaskan peras immunity passport sebagai salah satu syarat dalam normal baru.
Nantinya para pelancong harus membuat akun identitas secara digital dengan mengunggah sejumlah dokumen penting seperti passport, KTP, atau SIM serta photo selfie dari handphone mereka. Identitas user lalu akan didaftarkan dalam proses sertifikasi di institusi kesehatan nasional.
Adapun hasil sertifikasi akan dikirimkan melalui ponsel dengan kode aktivasi yang bisa Anda akses setiap memasuki public buildings dan transportasi umum. Onfido juga akan melengkapi teknologi ini dengan verifikasi identitas pengguna. Namun hal ini akan disesuaikan dengan prosedur dari pemerintah Inggris untuk mengelola data kesehatan tersebut.
Pembahasan soal immunity passport di Inggris ini memang baru memasuki tahap awal. Pemerintah Inggris juga masih menerima sejumlah proposal dari beberapa perusahaan lain seperti Yoti, Nomidio, dan IDNow yang berbasis di Berlin, yang mana ounya kepakaran medis dan akademis yang mirip dengan skema pengecekan status imunitas.
Saat ini tim seleksi masih meneliti, pemerintah Inggris akan secara formal mengadopsi immunity passports, dengan risiko dokumen sejenis akan diterapkan pula di negara lain seperti; Jerman, Indonesia, Italia, Israel, Colombia, Argentina, Estonia, dan Amerika Serikat.
Sejumlah negara yang sudah terinfeksi Covid-19 ini harus dengan cepat mengadopsi sertifikasi kesehatan seperti di China yang mengandalkan kode kesehatan setiap individu yang akan menunjukkan gejala, hingga kondisi kesehatan. Meskipun belum sepenuhnya sama dengan immunity passport, namun cara ini membantu memberikan sertifikasi bebas virus bagi masyarakat yang sudah sembuh dari Covid-19 agar bisa kembali beraktivitas.