Ilustrasi vaksin Covid-19./Antara
Health

Sukarelawan Vaksin Covid-19 Oxford AstraZeneca Alami Gangguan Tulang Belakang

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 10 September 2020 - 06:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sukarelawan atau pasien yang disuntik vaksin uji coba Oxford 'menunjukkan gejala gangguan tulang belakang' yang langka.

Hal tersebut yang membuat AstraZeneca dan Oxford University memutuskan untuk setop sementara pelaksanaan uji klinis, sambil melakukan pemeriksaan.

Kepala Eksekutif AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan uji coba vaksin perusahaan dihentikan sementara karena seorang wanita mengalami gejala gangguan tulang belakang. Dia mengonfirmasi hal iu melalui telepon kepada investor.

Menurutnya, bahwa wanita tersebut menunjukkan gejala neurologis dari gangguan inflamasi tulang belakang myelitis transversal, demikian situs web kesehatan Stat melaporkan dikutip dari metro.

Mr Soriot mengatakan wanita yang berasal dari Inggris itu, disuntik dengan vaksin Covid-19 dan bukan plasebo. Dia menambahkan, wanita itu belum secara resmi didiagnosis dengan kondisi masalah tulang belakang, dan diharapkan keluar dari rumah sakit hari ini, katanya.

Kemitraan Oxford-AstraZeneca adalah salah satu uji coba vaksin yang paling diawasi di dunia setelah menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam pengujian fase 1 dan fase 2. Uji coba fase 3 telah melibatkan sekitar 30.000 peserta dari Inggris, AS, Brasil, dan Afrika Selatan.

Para ahli mengatakan sering kali ada jeda dalam uji coba vaksin dan reaksi merugikan di antara peserta dipantau secara ketat.

AstraZeneca mengatakan penyelidikan independen akan menentukan apakah kondisi wanita itu terkait dengan vaksinnya. Menurut NHS, myelitis transversal dapat menyebabkan orang kehilangan penglihatan dan mengalami nyeri hebat di lengan atau tungkai. Dikatakan serangan itu bisa sekali atau kambuh.

Dalam percakapannya dengan investor, Soriot juga mengatakan uji klinis ditangguhkan sekali sebelumnya pada bulan Juni setelah pasien mengalami gejala neurologis. Uji coba vaksin juga dihentikan pada bulan Juli.

Bos AstraZeneca mengatakan bahwa peserta kemudian didiagnosis menderita multiple sclerosis, yang tidak terkait dengan vaksin. Salah satu penelepon dilaporkan mengatakan AstraZenca ingin meyakinkan investor bahwa perusahaan menganggap serius hal tersebut.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, saat ini ada 180 program vaksin virus korona yang sedang dikembangkan di seluruh dunia. Dan hingga kini belum ada yang menyelesaikan uji klinis

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro