Bisnis.com, JAKARTA - Sneaker telah menjadi salah satu jenis sepatu yang cukup digemari masyarakat, khususnya di kalangan milenial. Selain nyaman digunakan, sneaker juga telah menjadi bagian dari gaya hidup dan bahkan bagi para sneakerhead, sepatu jenis ini menjadi investasi yang sangat menggiurkan.
Pasalnya, beberapa brand sepatu sering kali meluncurkan produk yang sifatnya terbatas sehingga menjadi buruan para pecinta sneakers. Bahkan satu buah sneaker ketika dijual kembali atau resale harganya bisa berkali-kali lipat.
Sebut saja brand sepatu Adidas yang sempat menggemparkan para sneakerhead di Indonesia ketika mengeluarkan Yeezy dan booming pada tahun 2016. Animonya saat itu sangat banyak, terbukti dari jumlah antrian lebih besar dari pada jumlah rilisan barang.
Apalagi sneaker Adidas Yeezy ini menjadi salah satu sepatu yang sering dikenakan oleh Presiden Joko Widodo sehingga banyak masyarakat yang mencarinya. Tidak main-main, harga resale nya pun melonjak hingga 7 kali lipat. Meski demikian, tetap saja banyak yang mencari.
Namun, yang sering kali menjadi kendala dalam mencari sneakers yang diinginkan adalah kesulitan mencari barang dengan size dan harga yang sesuai dan juga keaslian produk. Memang banyak channel-channel yang digunakan untuk mencari sneaker yaitu Instagram, e-commerce atau beberapa kenalan saja.
Namun beberapa channel tersebut tidak ada yang mampu menyediakan solusi untuk kendala-kendala para sneakerhead yaitu size, harga, dan keaslian. Kondisi ini mendorong tiga sahabat yang juga para pecinta sneaker yaitu Christopher Eko Raharjo, Alwin Sasmita dan Reinaldo Gunawan untuk membuat wadah online yang khusus dibuat untuk memecahkan masalah-masalah tersebut bagi sneakerhead di Indonesia yang kemudian diberi nama Kick Avenue.
Nama tersebut berasal dari Kata “avenue” sendiri merupakan jalan komersil besar yang didalamnya terdapat penjual dan pembelian. Sementara “Kick” merupakan istilah untuk sneakers di dunia barat.
Untuk membuat wadah online berupa marketplace khusus sneakers original, Christopher, CEO Kick Avenue mengatakan bahwa mereka hanya memulainya dengan modal awal Rp450.000 per bulan untuk biaya pembuatan template e-commerce yang menjadi acuan, dilengkapi juga dengan authenticator dan customer service atau admin.
Kick Avenue dibuat dengan konsep start up e-commerce platform yang pendanaannya didapatkan dari investor. Pada bulan pertama, bentuk pendanaan didapat dari keluarga, hingga akhirnya mereka mencoba menawarkan kepada investor konsep tersebut dan mereka pun berhasil mendapatkan pendanaan Seri SEED, dari salah satu investor yang berasal dari Singapura.
Christopher menjelaskan bahwa Kick Avenue memiliki peran sebagai mediator yang menghubungkan antara Primary Market dan Secondary Market, antara penjual dan pembeli. Kick Avenue juga menghadirkan keunggulan yaitu efisiensi pembelian, authentication serta Customer Service yang profesional.
“Sebelum adanya Kick Avenue, kondisi pasar tidak teregulasi, sehingga perputaran penghasilan tidak efisien. Oleh karena itu, dengan hadirnya Kick Avenue semua menjadi efisien dan terjamin keasliannya atau otentisitasnya,” ujar dia.
Seiring dengan semakin luasnya penetrasi pop-culture, sneaker-culture dan hype-culture di Indonesia, Kick Avenue, kian berkembang. Dalam tiga tahun pendiriannya, Kick Avenue berhasil melakukan lebih dari 50.000 transaksi sneakers, streetwear dan handbags.
Transaksi tersebut didominasi oleh pembelian sneakers dengan berbagai brand, diantaranya 79% Nike Jordan, 15% Adidas, 4% Vans dan 2% brand lainnya (Supreme, BAPE, OFF-WHITE).
Adapun produk yang paling aktif diperjualbelikan adalah Nike Jordan 1 dengan harga rata-rata per transaksi di Kick Avenue adalah Rp2,9 juta.
Menurutnya, produk yang ada di Kick Avenue berasal dari rilisan dari brand-brand lokal, alokasi barang-barang yang dipasarkan untuk pasar Indonesia, bekerja sama dengan mahasiswa Indonesia yang sekolah di luar untuk belanja barang-barang yang terbilang limited dan saat mereka kembali ke Indonesia bisa menjual kembali barangnya di Kick Avenue.
“Kami memastikan produk yang terjual di platform ini 100% original, sebab kamu selalu melakukan proses autentikasi dan verifikasi kepada para penjual untuk memastikan keaslian produk,” jelasnya.
Dengan adanya proses autentifikasi tersebut maka ketika ditemukan produk yang tidak original maka tim Kick Avenue akan melakukan refund secara otomatis kepada pembeli.
“Dari 50.000 transaksi yang kami lakukan, kami menemukan 500 - 600 produk sneakers tidak original yang langsung kami kembalikan kepada penjual, dan pembayaran secara otomatis kami refund kepada pembeli,” terangnya.
Menurutnya, proses autentifikasi tersebut merupakan upaya Kick Avenue untuk menjawab keresahan para sneakerhead dalam menghadapi permasalahan aftermarket, seperti garansi keaslian, harga yang kompetitif dan efisiensi pencarian produk.
Untuk itulah, di dalam setiap paket pembeliannya, selalu ada kartu garansi dengan nomor seri, hingga tanggal verifikasi yang telah ditandatangani oleh verifikator sehingga terjaminan keamanan dan originalitasnya.
“Kami juga memberlakukan transparansi harga untuk ribuan database penjual yang ada di platform kami, karena barang-barang hypebeast seperti ini sangat rawan untuk dilakukan pemalsuan dan permainan harga,” tambahnya.
Agar tercipta harga yang kompetitif, Kick Avenue membuat sistem marketplace menjadi lebih unik ketimbang marketplace pada umumnya dengan mengadopsi sistem bursa, yaitu harga produk yang terendah yang akan ditampilkan terlebih dahulu.
Sistem ini bertujuan agar konsumen mendapatkan sneakers dengan harga yang sesuai dengan harga pasaran dan dapat dijadikan acuan harga jual bagi user yang ingin menjual koleksi sneakersnya.
Di dalam paket pembelian kami terdapat kartu garansi dengan nomor seri, tanggal verifikasi yang telah ditandatangani oleh verifikator sehingga dijamin aman dan original. Kick Avenue saat ini tersedia pada aplikasi iOS dan Android untuk memudahkan para sneakerhead dalam mendapatkan produk original.
Kick Avenue juga menerapkan pembayaran dengan akun escrow untuk menjamin pembayaran hanya akan diterima penjual setelah kedua belah pihak mencapai harga kesepakatan, sehingga akan tercipta proses transaksi yang transparan dengan kisaran harga produk yang sehat.
Agar lebih dekat dengan para sneakerhead dan brand sneakers ternama di tanah air, Kick Avenue mengadakan Kick Avenue Fair pada akhir Agustus kemarin yang berjalan dengan sukses. Terbukti dalam 4 hari penyelenggaraan, Kick Avenue Fair berhasil menjual 3.900 produk hype dengan lebih dari 350 ribu pengunjung dan delapan juta views page. Dari produk sneaker yang terjual, 1.700 diantaranya merupakan produk lokal.
Nike Air Jordan dari berbagai varian masih menjadi produk yang paling banyak dibeli dengan lebih dari 700 produk, sisanya disusul dari brand seperti Adidas dan Converse dengan total kurang lebih 1000 produk.
Beberapa brand Indonesia juga tidak kalah menarik perhatian dalam festival ini, seperti Display and Co, Tahilalats Action Figure, Eyez On Me, Ventela X Never Too Lavish, dan Super Sentimental Secret Theory (SSST).
Melihat besarnya potensi sneakers brand lokal Indonesia, Christopher mengatakan bahwa pihaknya siap membawa prestasi dan karya brand-brand lokal Indonesia ke level selanjutnya, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
“Karena kami yakin setelah menyelenggarakan Kick Avenue Fair kemarin tidak sedikit pelaku usaha fashion lokal yang mempunyai potensi untuk bersaing di pasar yang lebih luas baik dari segi kreativitas, harga dan kualitas,” tuturnya.