Otak/cbsnews.com,au
Health

Studi: Virus Corona tidak Menyebar Secara Efisien ke Otak

Syaiful Millah
Kamis, 17 September 2020 - 15:01
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Seorang bayi berusia 1 tahun yang meninggal karena Covid-19 memiliki konsentrasi virus hanya di sebagian kecil otak. Hal ini menunjukkan virus mungkin memiliki kemampuan teratas untuk berkembang biak di bagian tersebut.

Sebuah penelitian dari Stevens Rehen, ahli saraf Federal University of Rio de Janeiro menyatakan hal tersebut. Namun demikian, hal itu masih bisa menyebabkan infeksi dan memicu respons kekebalan berlebihan yang akan merusak jaringan otak.

Dilansir dari SCMP, Kamis (17/9) penelitian yang diposting dalam server pracetak BioRxiv dan belum ditinjau rekan sejawat itu menyimpulkan bahwa virus corona baru tidak dapat menyebar secara efisien ke otak.

Sebagaimana dilaporkan sejumlah penelitian, anak-anak lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi virus atau mengembangkan gejala parah dibandingkan dengan orang dewasa, kendati masih belum diketahui dengan pasti juga bagaimana dampak yang akan ditimbulkan.

Namun, segera setelah jenis pertama virus corona baru diidedntifikasi, dokter China menemukan bahwa virus itu dapat membuat beberapa anak sakit parah. Kasus anak pertama dikonfirmasi pada 20 Januari di Wuhan. Selanjutnya, berkembang lebih banyak lagi di wilayah lainnya.

Meskipun gejala pada anak-anak umumnya ringan, di China sekitar 10 persen dari bayi di bawah 12 bulan yang terinfeksi Covid-19 mengalami sakit parah atau bahkan meninggal dunia karena penyakit tersebut.

Dalam kasus anak berusia 1 tahun ini, tim Rehen menemukan keberadaan virus terkuat di daerah pleksus koroid, sel di tengah otak yang menghasilkan cairan bening untuk melindungi jaringannya. Selain itu, virus tidak terdeteksi di tempat lain.

Namun demikian, Covid-19 diketahui terkait dengan sejumlah gejala neurologis. Ini dialami oleh sekitar 30 hingga 60 persen pasien yang terinfeksi. Gejalanya semisal kehilangan indera penciuman atau perasa, sensasi terbakar atau tertusuk, dan keadaan tidak sadar.

Untuk memverifikasi pengamatan mereka, tim Rehen menantang sekelompok sel induk saraf yang tumbuh secara artifisial atau neurosfer dengan virus. Mereka menemukan bahwa jenis virus dapat menginfeksi sel otak, tetapi tidak dapat bereplikasi setelah masuk.

“Data kami menunjukkan bahwa otak manusia kemungkinan merupakan situs buntu untuk SARS-CoV-2,” kata para peneliti.

Rehen dan tim menyebut, sementara infeksi tampaknya terbatas pada sel-sel tempat cairan dihasilkan, itu juga dapat merusak penghalang yang mengatur pertukaran materi di otak. Mereka mengatakan itu berarti sel-sel kekebalan atau protein pemberi sinyal seperti sitokin kemudian dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kerusakan saraf di otak muda

Namun, para peneliti mengaku masih ada sedikit bukti langsung tentang efek virus corona pada otak. Para peneliti di Yale School of Medicine di Connecticut menemukan sebelumnya bahwa virus dapat menyerang dan berkembang biak di sel-sel otak, sementara penelitian lain menunjukkan hasil negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro