Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 menghentikan aktivitas seni teater ternyata bisa dimanfaatkan sebagai ruang refleksi dan evaluasi perjalanan teater sambil menyusun langkah membangkitkan pertunjukan ini pada masa normal baru.
Sutradara Teater, Iswadi Pratama menjelaskan terakhir kali komunitas Teater Satu menampilkan pertunjukan teater, persis sebelum pengumuman pandemi pada Maret 2020 lalu. Sampai sekarang, Teater Satu belum melakukan aktivitas rutin yaitu membuat pelatihan dan pertunjukan rutin bagi pelajar tingkat SMP dan SMA.
Iswadi selaku Pendiri Teater Satu menilai, seni teater adalah perpaduan dari ragam seni yakni akting, tari, dan musik. Perpaduan seni ini menciptakan sebuah pertunjukkan yang melibatkan banyak orang dan suasana yang langsung bisa dirasakan oleh segenap panca indera penonton.
“Teater ini seni yang sifatnya komunal, dari mulai proses hingga selesai. Maka dari itu wajar selama pandemi, teater ini sangat terhambat. Alhasil begitu teater vakum, imbasnya ke semua seni terkait termasuk tari dan musik,” kata Iswadi saat dihubungi Bisnis, beberapa waktu yang lalu.
Untuk mengisi waktu luang secara produktif membudayakan dan mengaktivasi seni teater, Iswadi bersama segenap anggota Teater Satu mengerjakan proses kreatif individual yakni menulis refleksi proses kreatif selama bermain teater.
Nantinya, hasil tulisan tersebut akan dikompilasi menjadi sebuah buku yang berisi catatan proses kreatif para seniman Teater Satu. Tujuannya, agar buku tersebut bisa menjadi medium pembelajaran bagi siapapun yang berminat mendalami seni teater.
Sebelumnya pun di Teater Satu memang sudah ada kewajiban setiap anggota punya catatan harian, namun kali ini pertama kali direncanakan akan diterbitkan jadi buku.
"Dalam setiap tulisan mereka harus ada kisah dan evaluasi proses kreatif dari sisi teknis, artistik, sosial, ekonomi, dan budaya, jadi kita tahu apa yang harus ditingkatkan,” ungkapnya.
Untuk menyuburkan seni teater, Iswadi dan anggota Teater Satu juga secara rutin membuat konten video yang diunggah ke Youtube. Konten tersebut berisikan panduan belajar teater bagi para peminat seni teater. Umumnya materi tersebut dibawakan monolod secara bergantian oleh tiap anggota, direkam, dan diunggah ke akun Youtube komunitas.
Sejumlah langkah aktivasi ini diakui Iswadi bukan hanya sebagai cara beradaptasi dengan media sosial, tetapi juga cara untuk menjaga api semangat anggota teater selama pandemi. Hal ini penting karena dengan api kreativitas yang terjaga, maka ide dan produk kreatif tetap bisa dihasilkan.