Obat virus corona (Covifor) dari India masuk Indonesia
Health

Sah! Covifor, Obat Virus Corona Dari India Masuk ke RS di Indonesia

Dewi Andriani
Sabtu, 3 Oktober 2020 - 20:42
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pasien Covid-19 di Indonesia yang berusia remaja dan dewasa kini dapat ditangani dengan Covifor, obat virus corona asal India yang sudah melalui uji klinis, guna penanganan kondisi darurat.

Obat virus corona (Covid-19) Covifor hanya didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit rujukan Covid-19, Dinas Kesehatan, atau instansi yang memang ditunjuk oleh pemerintah.

Adapun PT Parit Padang Global (PPG) resmi menjadi distributor utama salah satu obat virus corona  yakni Covifor (Remdesivir) yang diproduksi PT Amarox Pharma Global (Hetero Group) dalam kurun 3 tahun ke depan.

Hal tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani kedua belah pihak, pada Jumat (2/10/2020) di Jakarta. Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan oleh Vice President Distribution Operation & Supply Chain Management PT Parit Padang Global Pandy Harianto, Vice President Distribution Sales & Marketing PT Parit Padang Global Edwin Vega Darma, dan General Manager PT Amarox Pharma Global Sandeep Sur.

Edwin mengatakan bahwa PPG sebelumnya telah melakukan kerja sama dengan Amarox untuk mendistribusikan beberapa obat kanker yang diproduksi oleh Hetero India. Sudah ada sedikitnya 50 SKU obat milik Hetero yang sudah distribusikan PPG.

Dengan dipercayanya kembali PPG sebagai distributor utama untuk Covifor, maka pihaknya siap melakukan sejumlah upaya untuk mendistribusikan dan menjual Covifor di Indonesia.

"Saat ini, PPG sudah memiliki 25 cabang di Indonesia. Melalui cabang yang kami miliki, Covifor akan menjangkau seluruh Indonesia. Bahkan, kami sudah memiliki tim khusus yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan Covifor,” ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (3/10/2020).

Edwin menuturkan bahwa proses pendistribusian Covifor harus melalui sejumlah mekanisme. Covifor hanya didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit rujukan Covid-19, Dinas Kesehatan, atau instansi yang memang ditunjuk oleh pemerintah.

Obat ini memiliki bentuk ampul (injeksi) yang penggunaannya harus langsung di bawah penanganan dokter. Hingga awal Oktober, PPG telah mengalokasikan Covifor di 90 persen cabang yang dimilikinya di seluruh Indonesia.

Edwin mengaku bangga ketika pihaknya dipercaya sebagai distributor utama Covifor.  Apalagi, sebelumnya PPG juga sudah ikut berperan dalam mendistribusikan obat saat virus SARS dan MERS melanda Indonesia.

"Maka saat ini di kala pandemi global Covid-19 telah menjangkiti Indonesia, kami juga ingin berperan menyehatkan Indonesia dengan mendistribusikan Covifor," tuturnya.

Sementara itu, General Manager PT Amarox Pharma Global Sandeep Sur menegaskan, dipilihnya PPG sebagai distributor utama Covifor di Indonesia karena PPG tercatat sebagai Top 3 distributor di Indonesia.

"Sebagai Top 3 distributor di Indonesia, PPG memiliki kekuatan jaringan, infrastruktur, layanan, dan profesionalisme. Hal inilah yang membuat kami memutuskan untuk memilih PPG sebagai mitra distributor utama untuk Covifor,” katanya.

Melalui kerja sama dengan PPG, ia berharap Covifor dapat terdistribusikan dengan cepat ke seluruh Indonesia. “Kami berharap rumah sakit atau dokter dapat dengan mudah mengakses Covifor. Sebab, Covifor hadir di Indonesia untuk mendukung BPJS dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam menanggulangi Covid-19,” harapnya.

Covifor adalah obat Covid-19 dari India berupa ampul (injeksi) yang penggunaannya untuk emergensi pada pasien Covid-19 usia dewasa dan remaja (usia 12 tahun lebih) yang memiliki berat badan 40 kg atau lebih dengan kategori berat yang dirawat inap di rumah sakit.

Covifor mengandung zat Remdesivir yang dapat menghambat replikasi virus. Sebelumnya, Covifor sudah digunakan antara lain untuk pengobatan infeksi virus HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.

Sandeep menyebutkan bahwa Hetero merupakan perusahaan pertama yang menerima persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) untuk Remdesivir dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.

Saat ini Covifor tidak hanya didistribusikan di Indonesia, tetapi juga sudah didistribusikan ke 126 negara di dunia, seperti di Amerika Latin, Asia, Afrika, Rusia, dan sebagainya.

“Meskipun Covifor sudah melalui uji klinis, tetapi kami akan melakukan uji klinis khusus untuk Indonesia, seperti anjuran BPOM. Uji klinis Covifor  di Indonesia akan kami mulai Oktober ini. Uji klinis ini akan dilakukan selama tiga bulan ke depan terhadap 25 orang,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro