Dexamethasone/Antara-Reuters-Yves Herman
Health

Konsumsi Deksametason, Trump Bisa Kena Efek Samping Berikut Ini

Desyinta Nuraini
Kamis, 8 Oktober 2020 - 17:57
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan akan mendapat efek samping dari penggunaan deksametason.

Dokter paru di Johns Hopkins Bayview Medical Center, Panagis Galiatsatos mengatakan bahwa ada kemungkinan deksametason dapat memberi Trump rasa pemulihan yang salah.

"Setiap orang yang mendapat steroid merasa sedikit lebih baik. Kamu mendapatkan euforia steroid selain tidak ada demam dan sebagainya. Jadi ya, akan ada saat di mana dia akan merasa seperti, 'Oh, ini semua sudah berlalu sekarang'," ujarnya seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (8/10/2020).

Dokter Trump, Sean Conley beberapa waktu lalu menyatakan presiden AS itu menggunakan steroid deksametason setelah penurunan kadar oksigen dalam darah. Obat tersebut mengobati gejala Covid-19 dengan menargetkan sistem kekebalan tubuh, menghasilkan kelegaan dari demam dan peningkatan energi.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menegaskan kortikosteroid biasanya disediakan untuk pasien Covid-19 dengan kondisi parah. Sementara kondisi Trump kala terinfeksi masih dalam keadaan baik.

Galiatsatos menyebut seiring dengan euforia akut, efek samping deksametason dapat mencakup gula darah tinggi, gangguan tidur, dan psikosis. Pasien Covid-19 biasanya menerima 6mg steroid sekali sehari selama 10 hari, seperti yang direkomendasikan berdasarkan hasil uji klinis di Inggris.

"Itu bisa membuatmu merasa baik meski penyakitnya masih sangat buruk," imbuhnya.

Ketua Departemen Kedokteran di Universitas California San Francisco, Bob Wachter menuturkan jika Trump merasa lebih baik sejak menerima steroid, dia masih memiliki lebih dari satu dari lima kemungkinan meninggal karena Covid-19 mengingat dia membutuhkan oksigen tambahan.

Kemungkinan itu meningkat mengingat faktor risiko tambahannya, seperti usia dan berat badan, dan Trump memiliki peluang lebih tinggi untuk membutuhkan perawatan intensif jika gejala pernapasannya semakin memburuk.

"Dia sedang menjalani pengobatan, deksametason, yang bisa menutupi beberapa gejala. Itu bisa membuatmu merasa baik meskipun penyakitnya masih sangat buruk dalam dirimu. Itu tidak benar-benar mengubah risikonya," tegasnya.

Dexamethasone mengurangi tingkat kematian untuk pasien Covid-19 yang cukup sakit sehingga membutuhkan oksigen tambahan, menurut uji coba British RECOVERY.

Penurunan mortalitas lebih besar pada pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis invasif dibandingkan pasien yang menerima oksigen non-invasif, seperti Trump. Kelompok terakhir mengalami penurunan angka kematian dari 26,2 persen menjadi 23,3 persen.

Steroid melemahkan respons kekebalan, jadi mungkin perlu waktu lebih lama untuk membersihkan virus.
Manfaat mengambil steroid seperti deksametason datang dengan biaya yang berpotensi memperpanjang perjalanan penyakit. Steroid menargetkan sistem kekebalan, bukan virus itu sendiri, dan sistem kekebalan yang lebih lemah akan membutuhkan waktu lebih lama untuk melawan virus.

Galiatsatos menambahkan dokter meresepkan steroid ketika sistem kekebalan terlalu agresif, seperti dalam kasus "badai sitokin" yang menyebabkan beberapa kasus virus corona menjadi mematikan.

Baik deksametason dan remdesivir, obat lain yang dipakai Trump menurut dokternya, dimaksudkan untuk membatasi respons imun yang hiperaktif, sambil tetap membiarkan sistem kekebalan untuk terus melakukan apa yang seharusnya dilakukan yakni melawan virus.

"Ini seperti memasang pagar di sekitar bulldog. Bulldog akan berada di sana untuk menghentikan dan melindungi, tetapi pagar alias steroid dimaksudkan untuk tidak melepaskan anjing itu ke orang lain," kata Galiatsatos.

Dia menuturkan jika diresepkan untuk pasien sehat atau mereka dengan gejala ringan, deksametason dapat menghancurkan sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik.

National Institutes of Health merekomendasikan agar tidak memberikan deksametason kepada pasien yang tidak memerlukan bantuan pernapasan, dengan menetapkan bahwa steroid hanya disarankan untuk pasien yang membutuhkan ventilator atau oksigen ekstra.

Gejala virus Corona bisa menjadi lebih baik sebelum menjadi lebih burum bahkan tanpa steroid yang mengikat sistem kekebalan.

Michelle Gong, direktur penelitian perawatan kritis di Montefiore Medical Center, mengatakan bahwa pasien Covid-19 sering tampak baik-baik saja, dan kemudian sekitar pukul lima sore, tanda tujuh hari mereka mulai memburuk dan kemudian mengembangkan kegagalan pernapasan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, waktu rata-rata dari timbulnya gejala hingga sindrom gangguan pernapasan akut adalah delapan hingga 12 hari, dan waktu rata-rata dari mulai gejala hingga masuk ICU adalah 10 hingga 12 hari.

Gunakan Deksametason, Trump Bisa Kena Efek Samping

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan akan mendapat efek samping dari penggunaan deksametason.

Dokter paru di Johns Hopkins Bayview Medical Center, Panagis Galiatsatos mengatakan bahwa ada kemungkinan deksametason dapat memberi Trump rasa pemulihan yang salah.

"Setiap orang yang mendapat steroid merasa sedikit lebih baik. Kamu mendapatkan euforia steroid selain tidak ada demam dan sebagainya. Jadi ya, akan ada saat di mana dia akan merasa seperti, 'Oh, ini semua sudah berlalu sekarang'," ujarnya seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (8/10/2020).

Dokter Trump, Sean Conley beberapa waktu lalu menyatakan presiden AS itu menggunakan steroid deksametason setelah penurunan kadar oksigen dalam darah. Obat tersebut mengobati gejala Covid-19 dengan menargetkan sistem kekebalan tubuh, menghasilkan kelegaan dari demam dan peningkatan energi.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menegaskan kortikosteroid biasanya disediakan untuk pasien Covid-19 dengan kondisi parah. Sementara kondisi Trump kala terinfeksi masih dalam keadaan baik.

Galiatsatos menyebut seiring dengan euforia akut, efek samping deksametason dapat mencakup gula darah tinggi, gangguan tidur, dan psikosis. Pasien Covid-19 biasanya menerima 6mg steroid sekali sehari selama 10 hari, seperti yang direkomendasikan berdasarkan hasil uji klinis di Inggris.

"Itu bisa membuatmu merasa baik meski penyakitnya masih sangat buruk," imbuhnya.

Ketua Departemen Kedokteran di Universitas California San Francisco, Bob Wachter menuturkan jika Trump merasa lebih baik sejak menerima steroid, dia masih memiliki lebih dari satu dari lima kemungkinan meninggal karena Covid-19 mengingat dia membutuhkan oksigen tambahan.

Kemungkinan itu meningkat mengingat faktor risiko tambahannya, seperti usia dan berat badan, dan Trump memiliki peluang lebih tinggi untuk membutuhkan perawatan intensif jika gejala pernapasannya semakin memburuk.

"Dia sedang menjalani pengobatan, deksametason, yang bisa menutupi beberapa gejala. Itu bisa membuatmu merasa baik meskipun penyakitnya masih sangat buruk dalam dirimu. Itu tidak benar-benar mengubah risikonya," tegasnya.

Dexamethasone mengurangi tingkat kematian untuk pasien Covid-19 yang cukup sakit sehingga membutuhkan oksigen tambahan, menurut uji coba British RECOVERY.

Penurunan mortalitas lebih besar pada pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis invasif dibandingkan pasien yang menerima oksigen non-invasif, seperti Trump. Kelompok terakhir mengalami penurunan angka kematian dari 26,2 persen menjadi 23,3 persen.

Steroid melemahkan respons kekebalan, jadi mungkin perlu waktu lebih lama untuk membersihkan virus.
Manfaat mengambil steroid seperti deksametason datang dengan biaya yang berpotensi memperpanjang perjalanan penyakit. Steroid menargetkan sistem kekebalan, bukan virus itu sendiri, dan sistem kekebalan yang lebih lemah akan membutuhkan waktu lebih lama untuk melawan virus.

Galiatsatos menambahkan dokter meresepkan steroid ketika sistem kekebalan terlalu agresif, seperti dalam kasus "badai sitokin" yang menyebabkan beberapa kasus virus corona menjadi mematikan.

Baik deksametason dan remdesivir, obat lain yang dipakai Trump menurut dokternya, dimaksudkan untuk membatasi respons imun yang hiperaktif, sambil tetap membiarkan sistem kekebalan untuk terus melakukan apa yang seharusnya dilakukan yakni melawan virus.

"Ini seperti memasang pagar di sekitar bulldog. Bulldog akan berada di sana untuk menghentikan dan melindungi, tetapi pagar alias steroid dimaksudkan untuk tidak melepaskan anjing itu ke orang lain," kata Galiatsatos.

Dia menuturkan jika diresepkan untuk pasien sehat atau mereka dengan gejala ringan, deksametason dapat menghancurkan sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik.

National Institutes of Health merekomendasikan agar tidak memberikan deksametason kepada pasien yang tidak memerlukan bantuan pernapasan, dengan menetapkan bahwa steroid hanya disarankan untuk pasien yang membutuhkan ventilator atau oksigen ekstra.

Gejala virus Corona bisa menjadi lebih baik sebelum menjadi lebih burum bahkan tanpa steroid yang mengikat sistem kekebalan.

Michelle Gong, direktur penelitian perawatan kritis di Montefiore Medical Center, mengatakan bahwa pasien Covid-19 sering tampak baik-baik saja, dan kemudian sekitar pukul lima sore, tanda tujuh hari mereka mulai memburuk dan kemudian mengembangkan kegagalan pernapasan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, waktu rata-rata dari timbulnya gejala hingga sindrom gangguan pernapasan akut adalah delapan hingga 12 hari, dan waktu rata-rata dari mulai gejala hingga masuk ICU adalah 10 hingga 12 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro