Sel virus corona
Health

Ajaib! Penelitian Temukan Virus Corona Bisa Hidup Hingga 28 Hari di Permukaan Benda

Syaiful Millah
Senin, 12 Oktober 2020 - 12:57
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti di badan sains nasional Australia bernama Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) menemukan bahwa virus corona baru SARS-CoV-2 dapat bertahan hingga 28 hari di permukaan umum termasuk uang kertas, kaca, dan baja tahan karat.

Dilansir dari MedicalXpress, Senin (12/10) penelitian yang dilakukan di Australian Centre for Disease Preparedness (ACDP) menemukan bahwa virus itu bertahan lebih lama pada suhu yang lebih rendah dan cenderung bertahan lama pada permukaan yang tidak berpori seperti kaca, baja, dan vinil.

Hasil dari studi ini dipublikasikan di Virology Journal. Larry Marshall, Kepala Eksekutif CSIRO mengatakan penelitian ketahanan permukaan dibangun atas pekerjaan Covid-19 lainnya, termasuk pengujian vaksin, pengujian air limbah, pembuatan alat pelindung diri, dan dasbor big data.

Dia menuturkan menentukan berapa lama virus benar-benar bertahan di permukaan memungkinkan ilmuwan lebih akurat memprediksi dan mengurangi penyebarannya. Hal ini akan berimbas pada upaya untuk melindungi masyarakat luas.

"Bersama-sama, kami berharap rangkaian solusi dari sains ini akan meruntuhkan penghalang di antara kami, dan mengalihkan fokus untuk menangani hotspot virus tertentu sehingga kami dapat mengembalikan ekonomi ke jalurnya,” katanya.

Debbie Eagles, Wakil Direktur ACDP mengatakan bahwa hasil studi menunjukkan SARS-CoV-2 dapat tetap menular di permukaan untuk jangka waktu yang lama, memperkuat kebutuhan akan praktik yang baik seperti mencuci tangan dan membersihkan permukaan secara teratur.

Dia menjelaskan pada suhu 20 derajat Celcius - yang sama dengan suhu ruangan – mereka menemukan bahwa virus itu sangat kuat, bertahan selama 28 hari pada permukaan yang halus seperti kaca yang ditemukan pada layar ponsel dan uang kertas plastik.

"Untuk konteksnya, eksperimen serupa untuk Influenza A telah menemukan bahwa ia bertahan di permukaan selama 17 hari, yang menyoroti betapa tangguh SARS-CoV-2,” katanya.

Penelitian tersebut melibatkan pengeringan virus dalam lendir buatan pada permukaan berbeda, yang konsentrasinya serupa dengan yang dilaporkan dalam sampel pasien positif Covid-19 dan kemudian mengisolasi kembali virus tersebut selama sebulan.

Eksperimen lebih lanjut dilakukan pada suhu 30 dan 40 derajat Celcius, dengan waktu bertahan hidup menurun seiring dengan peningkatan suhu. Penelitian juga dilakukan dalam kegelapan, untuk menghilangkan efek sinar UV karena penelitian telah menunjukkan sinar matahari langsung dapat dengan cepat menonaktifkan virus.

"Sementara peran yang tepat dari penularan permukaan, tingkat kontak permukaan dan jumlah virus yang dibutuhkan untuk infeksi belum ditentukan, menetapkan berapa lama virus ini tetap bertahan di permukaan sangat penting untuk mengembangkan strategi mitigasi risiko di daerah kontak yang tinggi," Kata Eagles.

Trevor Drew, Direktur ACDP mengatakan banyak virus tetap hidup di permukaan di luar inangnya. Menurutnya, berapa lama virus dapat bertahan dan tetap menular tergantung pada jenis virus, kuantitas, permukaan, kondisi lingkungan dan cara penyimpanannya.

"Penelitian ini juga dapat membantu menjelaskan persistensi nyata dan penyebaran SARS-CoV-2 di lingkungan sejuk dengan kontaminasi lemak atau protein yang tinggi, seperti fasilitas pemrosesan daging dan bagaimana kita dapat mengatasi risiko itu dengan lebih baik,” tandasnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro