Bisnis.com, JAKARTA -- Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19 masih melalui kendala kepemilikan fasilitas belajar online dalam hal ini smartphone maupun kuota.
Hal ini terbukti berdasarkan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) 50 persen lebih siswa tidak memiliki smartphone. Data tersebut pun didapatkan dari Kemendikbud yang telah merilis input nomor ponsel siswa di data pokok pendidikan (dapodik).
Menanggapi hal itu, Wakaf Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) menjalin kerjasama dengan bodrex meluncurkan program berdonasi ponsel layak pakai juga berdonasi uang.
Selain menggalang donasi, ITB juga turut berpartisipasi langsung dalam menyediakan paket smartphone dan kuota internet untuk siswa/i yang membutuhkan.
Corporate Secretary and Operational Manager Wakaf Salman ITB Ryan Faisal menyatakan, pihaknya mendukung inisiatif ini dan bekerjasama dengan bodrex karena memiliki visi dan misi yang sama. Misi ini terdorong melihat banyaknya anak-anak sekolah yang tidak mempunyai fasilitas smartphone yang layak untuk belajar online.
Namun hal ini juga perlu dukungan dari masyarakat Indonesia untuk semakin peduli dengan dunia pendidikan. Salah satunya adalah dengan menyumbangkan smartphone layak pakai atau uang tunai.
“Program ini akan berlangsung dari Oktober hingga Desember 2020. Harapannya ingin menggerakkan semangat berbagi untuk sesama dalam proses penanganan pandemi khususnya di sektor pendidikan dan untuk mendorong munculnya program-program lain yang dapat mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),” ujar Ryan, Rabu (14/10/2020).
Kriteria penerima donasi program ini adalah anak-anak sekolah yang berdomisili di area Jabodetabek dan Jawa Barat. Penerima donasi diutamakan untuk kawasan zona merah; anak sekolah tingkat SD dan SMP, anak sekolah yang yatim dan berasal dari keluarga dari sosial ekonomi lemah atau dhuafa.
Ryan memerinci, bagi masyarakat yang ingin mendonasikan smartphone-nya harus mempunyai kriteria; smartphone yang akan didonasikan telah didukung dengan jaringan 3G/4G; dilengkapi dengan charger; kondisi layar smartphone masih dalam keadaan baik dan dapat terlihat jelas, tidak retak atau pecah; fitur kamera smartphone masih berfungsi dengan baik dan dapat mengunduh dan menjalankan aplikasi seperti Whatsapp, Zoom dan Youtube.
Sementara itu, Managing Director Brand Portfolio & Communication Cosmetics, Consumers and Health Care PT Tempo Scan Pacific Tbk. Aviaska D. Respati mengatakan program yang bertajuk #BODREXMERAHPUTIHBERBAGI X GARUDA ini diluncurkan sebagai bagian dari rangkaian program kepedulian yang dilakukan dalam rangka ulang tahun ke-50 bodrex.
Pasalnya bodrex pun ingin memberi kembali kepada masyarakat Indonesia sebagai wujud ucapan terima kasih, karena berkat dukungan merekalah bodrex berhasil menjadi merek obat sakit kepala nomor satu di Indonesia. Melalui program ini bodrex hendak mengajak masyarakat agar peduli terhadap pendidikan di Indonesia dan menggerakkan semangat berbagi.
"Semoga kontribusi ini menjadi bentuk dukungan bodrex dalam mendorong pendidikan di masa pandemi agar lebih banyak anak Indonesia bisa belajar online, karena merekalah ini masa depan bangsa Indonesia,” ujar Aviaska.
Lebih lanjut Aviaska mengatakan dari sisi pendistribusian, ITB dan bodrex bekerja sama dengan Jabar Quick Response dan Lembaga One Ummah untuk area Jawa Barat, dan Gerak Bareng Community untuk area Jabodetabek.
Dion Wiyoko sebagai seorang publik figure ikut mengapresiasi program yang mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi anak-anak sekolah yang mengalami keterbatasan karena faktor sosial ekonomi.
Dion menilai, program ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk turut serta memberikan kontribusi dan menunjukkan kepedulian pada Pendidikan anak Indonesia ditengah masa pandemi.
Harapannya inisiatif ini akan menginspirasi lebih banyak orang karena bila hanya seorang diri maka tidak bisa berdampak banyak.
"Tapi semakin banyak orang berpartisipasi melalui program ini, sebesar apapun andil mereka akan terkumpul menjadi hal yang berarti untuk pendidikan adik-adik kita yang sekarang masih mengalami kesulitan karena tidak memiliki fasilitas belajar online,” kata Dion..