Sel virus Corona/Istimewa
Health

Studi : Orang Dewasa Punya Respons Kekebalan Corona 6 Bulan Setelah Infeksi

Syaiful Millah
Selasa, 3 November 2020 - 15:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah penelitian baru menemukan bahwa bagian penting dari sistem kekebalan tubuh masih menunjukkan respons kuat terhadap virus corona baru pada kebanyakan orang dewasa hingga 6 bulan setelah infeksi.

Para peneliti menemukan orang yang mengidap Covid-19 telah meningkatkan kadar sel T, yang bertindak sebagai garis pertahanan kedua tubuh melawan infeksi setelah antibodi. Sel tersebut merespons hingga setengah tahun kemudian.

Dilansir dari Metro UK, Selasa (3/11) tim dari UK Coronavirus Immunology Consortium UK-CIC), Public Health England, dan Manchester University NHS Foundation memperingatkan bahwa temuan ini hanya bagian kecil dari teka-teki besar yang menyelimuti perkara virus corona baru.

Akan tetapi, dikatakan bahwa mereka sangat optimistis tentang hasil itu dan menyerukan penelitian lebih lanjut tentang peran sel T dalam memberikan kekebalan, dan apakah mereka dapat melakukannya setelah periode 6 bulan.

Shamez Ladhani, penulis utama studi mengatakan respons sel T mungkin sebenarnya bertahan lebih lama dari antibodi awal. Menurutnya, penemuan ini akan memiliki dampak signifikan pada pengembangan vaksin Covid-19 dan penelitian tentang kekebalan tubuh.

Sebagai informasi, sel T merupakan jenis sel darah putih yang dapat membunuh sel-sel tubuh yang telah terinfeksi virus. Mereka seringkali dianggap kurang penting ketimbang antibodi, yang bertindak untuk menghentikan virus sejak awal menginfeksi.

Antibodi juga telah dipelajari lebih intensif karena mereka dapat dideteksi dalam tes hanya dalam 90 menit, dibandingkan dengan sel T yang butuh beberapa hari. Adapun, para peneliti mengambil darah sebulan sekali dari 100 orang yang dinyatakan positif Covid-19 sejak Maret dan April lalu.

Mereka menemukan bukti tanggapan dari dua varietas sel T yang berbeda: sel T 'pembunuh' yang secara langsung menetralkan sel yang terinfeksi virus dan sel T 'penolong' yang memberi tahu bagian lain dari sistem kekebalan bagaimana menanggapi ancaman.

Studi tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menunjukkan bahwa penderita yang mengalami gejala setelah infeksi pertama mereka, dapat memiliki respons yang lebih kuat daripada mereka yang tidak.

Tes menemukan tingkat sel-T 50 persen lebih tinggi pada penderita gejala dibandingkan dengan pembawa tanpa gejala.

Namun para peneliti mengingatkan bahwa pembawa asimtomatik mungkin dapat melawan virus tanpa perlu menghasilkan respons imun yang besar. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum menarik kesimpulan.

Paul Moss, pakar imunologi University of Birmingham mengatakan penelitian ini adalah yang pertama di dunia yang menunjukkan kekebalan seluler yang kuat tetap bertahan 6 bulan setelah infeksi pada individu yang mengalami infeksi ringan atau sedang atau tanpa gejala.

Menariknya, tim peneliti juga menemukan bahwa kekebalan seluler lebih kuat pada titik waktu ini terhadap orang-orang yang mengalami infeksi simtomatik dibandingkan dengan kasus tanpa gejala atau asimptomatik.

“Kami sekarang membutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengetahui apakah individu yang bergejala lebih terlindungi dari infeksi ulang di masa depan. Meskipun temuan ini membuat kami sangat optimis tentang kekuatan dan lamanya kekebalan yang dihasilkan setelah infeksi SARS-CoV-2, ini hanyalah satu bagian dari teka-teki,” tandasnya.

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro