Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, Dr. Anthony Fauci menyatakan vaksin akan tersedia untuk masyarakat AS pada April 2021.
Hal ini dipastikan setelah Pfizer mengumumkan bahwa vaksin virus corona eksperimentalnya, yang dikembangkan bersama perusahaan obat Jerman BioNTech, mungkin lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah infeksi Covid-19.
"Siapa pun, masyarakat umum di AS yang menginginkan vaksin kemungkinan akan bisa mendapatkannya dalam empat bulan pertama tahun 2021, mungkin akhir April," ujar Fauci seperti dilansir dari Live Science, Kamis (12/11/2020).
Dia menerangkan petugas kesehatan, orang tua dan mereka yang memiliki kondisi mendasar atau berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19 kemungkinan akan menerima vaksin lebih awal. "Tampaknya, meskipun keputusan akhir belum dibuat bahwa penyedia layanan kesehatan yang membahayakan diri mereka sendiri akan menjadi prioritas tertinggi," kata Fauci.
Pada akhirnya, memang menurut Fauci Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), bertanggung jawab untuk memprioritaskan siapa yang mendapat vaksin virus korona terlebih dahulu. Mereka akan memutuskannya bersama Komite Penasihat untuk Praktik Imunisasi, dan beberapa panduan dari National Academy of Medicine.
Namun, tampaknya ada beberapa hambatan untuk memvaksinasi sebagian besar masyarakat AS. Distribusi tetap menjadi salah satu tantangan besar untuk vaksinasi yang meluas. Misalnya, vaksin Pfizer perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin dan dengan demikian kemungkinan tidak dapat didistribusikan ke setiap kantor dokter dan apotek.
Tapi mungkin rintangan terbesar adalah meyakinkan orang untuk divaksinasi. "Salah satu hal yang kami khawatirkan adalah ada banyak orang di AS yang mungkin tidak ingin segera mendapatkan vaksin," sebut Fauci.
Dia berkata mungkin butuh waktu hingga kuartal kedua dan ketiga untuk meyakinkan mereka mau divaksinasi. Namun, lanjut Fauci, jika masyarakat melihat vaksin itu sangat efektif maka insentif untuk mendapatkannya akan lebih tinggi.
"Ketika Anda mendengar sesuatu 90-95 persen efektif, kemungkinan besar seseorang ingin divaksinasi," tuturnya.