Sel virus Corona/Istimewa
Health

Long Covid-19 Sebabkan Kerusakan Organ pada Orang dengan Risiko Rendah

Syaiful Millah
Senin, 16 November 2020 - 13:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Orang yang dianggap berisiko rendah terkena komplikasi virus corona telah menunjukkan tanda-tanda kerusakan organ ganda 4 bulan setelah infeksi. Temuan ini muncul dari studi longitudinal yang meneliti gejala Covid-19 berkepanjangan.

Dilansir dari Express UK, Senin (16/11) peneliti Coverscan memeriksa individu yang sebelumnya sehat tapi telah menunjukkan gejala Covid-19 panjang. Kendati tidak ada definisi konkret dari jangka panjang, tapi virus itu masih berdampak selama berbulan-bulan.

Gejala berkepanjangan yang paling sering dilaporkan adalah kelelahan, nyeri otot, sesak napas, dan sakit kepala. Antara April dan September tahun ini, 201 orang dengan gejala Covid-19 panjang terdaftar dalam penelitian ini.

Sebagian besar peserta memiliki riwayat kesehatan baik sebelum tertular Covid-19. Apalagi pesertanya tergolong muda dengan rerata usia 44 tahun. Melalui kombinasi scan MRI, tes darah, pengukuran fisik, kuesioner, dan penilaian kesehatan mental, peneliti menemukan bukti kerusakan organ.

Kerusakan organ ringan terjadi di berbagai tempat, termasuk jantung (32 persen), paru-paru (33 persen), ginjal (12 persen), hati (10 persen), pankreas (17 persen), dan limpa (6 persen). Pada 66 persen peserta ditemukan kerusakan organ tunggal sementara 25 persen peserta mengalami gangguan multi organ.

Para peneliti menyimpulkan bahwa pada populasi muda berisiko rendah dengan Covid-19 yang sedang berlangsung, hampir 70 persen individu yang termasuk dalam peserta penelitian mengalami gangguan organ.

Amitava Banerjee, peneliti, ahli jantung, dan profesor ilmu data klinis di University College London mengatakan sisi baiknya kerusakan yang ditimbulkan tergolong ringan, tapi tetap saja terjadi beberapa kerusakan pada organ merupakan kabar buruk.

“Ini menarik karena kami perlu tahu apakah gangguan akan berlanjut atau membaik. Atau apakah ada subkelompok orang tertentu yang bisa menjadi lebih buruk,” katanya. Kehati-hatian diperlukan saat melihat temuan studi karena peserta tidak diperiksa sebelum terinfeksi Covid-19.

Selain itu, penelitian ini masih belum dilakukan peer review, sehingga makalah pracetak menunggu untuk diperiksa dengan seksama oleh peneliti lain. Kajian observasional ini rencananya akan terus berlangsung, sehingga lebih banyak informasi mengenai Covid jangka panjang dapat didokumentasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro