Bisnis.com, JAKARTA – Lark, platform kolaborasi perusahaan, meyakini bahwa ke depan makin banyak perusahaan yang akan menerapkan bekerja jarak jauh dan memilih rapat virtual, bahkan bila pandemi Covid-19 sudah teratasi.
Senior Professional Service Consultant Lark, Suryanto Lee, mengatakan bahwa bila mengacu pada laporan Gartner per April 2020, sebanyak 74 persen perusahaan di dunia telah memiliki rencana untuk menerapkan sistem kerja jarak jauh (remote) secara permanen setelah pandemi virus corona (Covid-19).
“Bahkan, untuk bekerja secara remote, 90 persen perusahaan di Asia Pasifik sengaja mengubah kebiasaan mereka untuk hidup remote dan menghindari keramaian, kemudian, Amerika Serikat di 57 persen, dan 43 persen untuk perusahaan di Inggris,” katanya dalam agenda #SmartpreneurForum dari Bisnis Indonesia, Kamis (26/11/2020).
Dia mengatakan bahwa untuk lebih dari 90 persen perusahaan di Indonesia sudah menggunakan aplikasi kolaboratif untuk menunjang kerja jarak jauh.
“Kerja jarak jauh setelah Covid-19 akan terus berlangsung atau mungkin hybrid dengan persentase seimbang, yakni kerja di rumah dan kerja di kantor. Perusahaan pun saat ini bisa melihat banyak keuntungan dari bekerja jarak jauh,” katanya.
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa bekerja jarak jauh juga akan diterapkan oleh perusahaan rintisan (startup). Pasalnya, bekerja secara remote memungkinkan perusahaan untuk melakukan rekrutmen di manapun.
“Untuk startup pun ini menjadi keuntungan karena dengan kerja jarak jauh mereka bisa mendapatkan pekerja dari berbagai wilayah. Kami dari Lark pun memiliki aplikasi untuk mendukung ini sehingga tidak terbatas dari wilayah atau bahasa apa pun startup akan lebih mudah mendapatkan talent berkualitas,” ujarnya.
