Bisnis.com, JAKARTA - Pengawas obat dan anggota parlemen Uni Eropa memperingatkan agar tidak terburu-buru menyetujui vaksin COVID-19, setelah Inggris memberikan otorisasi darurat untuk percobaan vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech.
Inggris adalah negara Barat pertama yang menyetujui vaksin COVID-19, sebuah langkah yang dilihat banyak orang sebagai kudeta politik untuk pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson, yang telah menghadapi kritik atas penanganannya terhadap krisis virus corona.
Keputusan dibuat dalam keadaan darurat, proses persetujuan yang sangat cepat.
European Medicines Agency (EMA), yang bertanggung jawab untuk menyetujui vaksin COVID-19 untuk UE, mengatakan prosedur yang lebih lama untuk menyetujui vaksin lebih tepat karena didasarkan pada lebih banyak bukti dan memerlukan lebih banyak pemeriksaan daripada prosedur darurat yang dipilih oleh Inggris.
"EMA menganggap bahwa otorisasi pemasaran bersyarat adalah mekanisme regulasi yang paling tepat untuk digunakan dalam keadaan darurat pandemi saat ini." tulis pernyataan mereka dilansir dari CNA.
EMA telah mengatakan pada hari Selasa bahwa, di bawah prosedur itu, akan diputuskan pada 29 Desember apakah akan mengotorisasi vaksin Pfizer. Anggota parlemen Uni Eropa mengkritik keputusan Inggris.
"Saya menganggap keputusan ini bermasalah dan merekomendasikan agar Negara Anggota Uni Eropa tidak mengulangi proses dengan cara yang sama," kata Peter Liese, anggota parlemen Uni Eropa yang merupakan anggota partai Kanselir Jerman Angela Merkel.
"Beberapa minggu pemeriksaan menyeluruh oleh European Medicines Agency lebih baik daripada otorisasi pemasaran darurat yang terburu-buru dari vaksin," kata Liese, yang mewakili pengelompokan kanan tengah, yang terbesar di majelis UE.
Di bawah aturan UE, vaksin Pfizer harus disahkan oleh EMA, tetapi negara UE dapat menggunakan prosedur darurat yang memungkinkan mereka untuk mendistribusikan vaksin di pasar domestiknya untuk penggunaan sementara.
Inggris masih tunduk pada aturan UE sampai sepenuhnya meninggalkan blok itu pada akhir tahun.
"Jelas ada perlombaan global untuk mendapatkan vaksin di pasar secepat mungkin," kata Tiemo Wolken, seorang anggota parlemen Uni Eropa dari kelompok sosialis, yang terbesar kedua di Parlemen Uni Eropa.
"Namun, saya yakin lebih baik meluangkan waktu dan memastikan bahwa kualitas, efektivitas, dan keamanan dijamin dan sesuai dengan standar UE kami."