Ilustrasi kanker darah/Istimewa
Health

Dokter Onkologi: Pasien Kanker Wajib Lanjutkan Pengobatan

Desyinta Nuraini
Jumat, 11 Desember 2020 - 15:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para ahli onkologi di Asia mengimbau agar pasien kanker tidak menunda melakukan akses layanan kanker di tengah pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan agar gejala yang dialami pasien tidak memburuk.

Meskipun dampak jangka panjang pada pasien belum sepenuhnya diketahui, penelitian terbaru menunjukkan bahwa dengan penundaan satu bulan pengobatan dapat menyebabkan peningkatan risiko kematian sebesar 6 persen.

"Kanker tidak akan menunggu," ujar spesialis onkologi di Rajiv Gandhi Hospital Delhi India, Ullas Batra dalam kampanye New Normal, Same Cancer yang kemarin.

Oleh karena itu, para ahli onkologi dari Indonesia, India, Filipina, Singapura, dan Thailand mendorong orang-orang yang didiagnosis dengan kanker untuk melanjutkan pengobatan yang mungkin telah dihentikan sementara selama Covid-19, begitu pula mereka yang memiliki tanda dan gejala kanker atau yang telah melewatkan pemeriksaan rutin.

Memang, pandemi Covid-19 telah menyebabkan terganggunya banyak layanan bagi penderita kanker di Asia selama setahun terakhir, serta pemeriksaan kanker di beberapa negara. Bahkan meskipun layanan tetap tersedia, beberapa pasien menunda melakukan janji temu, pengobatan serta janji tindak lanjut karena takut tertular virus.

Di Filipina, misalnya, sebuah survei menemukan bahwa ketakutan dan kecemasan pasien kanker yang ditimbulkan oleh kekhawatiran tertular virus memengaruhi perilaku pencarian solusi kesehatan bagi mereka yang masih perlu didiagnosis. Hal serupa juga terjadi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. "Terjadi penurunan angka kunjungan pasien, sampai dengan 37 persen," ujar ahli onkologi ginekologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Dr. Yusuf.
 
Sementara di University Cancer Institute, Singapura (NCIS) antara Februari dan Maret 2020, terjadi penurunan 9 persen dalam kunjungan untuk konsultasi pertama dan 30 persen penurunan konsultasi tindak lanjut di. Selain itu, dalam survei terhadap 480 para ahli bedah di seluruh India, diperkirakan 192.000 pasien kemungkinan mengalami keterlambatan dalam diagnosis kanker secara tepat waktu. Perjanjian untuk skrining Pap smear tahunan gratis turun 75 persen.

“Dapat dipahami bahwa masyarakat lebih berhati-hati dalam mengunjungi rumah sakit dan klinik saat ini, tetapi penundaan diagnosis atau pengobatan dapat menyebabkan kanker menjadi lebih sulit untuk diobati dan menyebabkan hasil yang lebih buruk bagi pasien,” ucap Fong Pei-Chieh, Medical Director of AstraZeneca, Asia Area.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro