Bisnis.com, JAKARTA - Danone Indonesia bersama Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) munculkan buku panduan Generasi Sehat Indonesia (GESID) untuk mencetak generasi emas bebas stunting.
Sustainable Development Directory Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan persoalan stunting menjadi satu hal yang disorot Danone. Pasalnya, penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal, hingga mengakibatkan produktivitas yang rendah saat dewasa.
Selain itu, tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang bisa berdampak pada kerugian ekonomi.
Di Indonesia, stunting terbilang masalah yang serius ditangani mengingat terdapat 30 persen anak masih mengalaminya. Menjadi kekhawatiran kata Karyanto apabila pada 2030 mendatang, ketika Indonesia mendapat bonus demografi, mereka yang berusia produktif justru kekurangan gizi kronis.
"Kita berharap dengan GESID kita bisa membantu pemerintah untuk mewujudkan anak-anak kita menjadi generasi yang paripurna, generasi yang mampu bersaing, menjadi generasi emas. Sehingga pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi salah satu negara maju di dunia," tegasnya dalam konferensi pers, Senin (14/12/2020).
Dia menjelaskan buku ini berisi modul yang menyasar para remaja SMP dan SMA. Remaja dipilih karena mereka yang nantinya akan mencetak generasi-generasi baru penerus bangsa ini. "Remaja sangat penting membantu memutus mata rantai stunting," ujar Karyanto.
GESID katanya akan disalurkan ke sekolah dan bisa diakses secara daring melalui website nutrisi untuk bangsa.
Ketua Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB, Sri Anna Marliyati menerangkan sebagai tim penulis GESID menerangkan remaja khususnya putri, merupakan calon ibu di masa depan. Sehingga mereka harus sehat bebas dari stunting sehingga melahirkan anak-anak yang sehat pula.
Kemudian remaja yang mempunyai pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik, diharapkan bisa mengedukasi lingkungan, teman-teman, dan keluarganya untuk bisa diaplikasikan dalam kehidupan masing-masing.
"Kenapa perlu panduan GESID, agar edukasi gizi dan kesehatan pada remaja itu lebih terarah dan sesuai dengan bahasa remaja," jelasnya.
Ya, GESID diaplikasikan dengan bahasa remaja agar lebih mudah dipahami dan menarik. Di dalam panduan ini akan dikupas mengenai permasalahan temaja, pembentukan remaja berkarakter, dan tantangan remaja terkait kesehatan reproduksi remaja.
Terdapat 3 modul yang disebut Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab. Dalam modul Aku Peduli, secara spesifik akan dijelaskan mengenai ciri-ciri pubertas, kesehatan reproduksi, dan 1.000 hari pertama kehidupan.
Di modul Aku Sehat, berisu perannya gizi bagi kesehatan dan ualitas hidup, gizi remaja, dan anemia bagi remaja putri serta wanita usia subur.
Pada modul Aku Bertanggung Jawab, terdapat materi soal pencegahan pernikahan dini dan remaja berkarakter.