Bisnis.com, JAKARTA - Penyedia asuransi akan mewajibkan wisatawan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 jika UE melakukannya lebih dahulu.
Dilansir dari SchengenVisaInfo.com, Elvio Chilelli dari Europ Assistance, sebuah perusahaan yang menyediakan asuransi perjalanan Schengen untuk individu, keluarga, kelompok, pelancong bisnis dan liburan, tanpa diperlukan pemeriksaan awal atau pemeriksaan medis, mengatakan vaksinasi bukan persyaratan untuk UE dan dengan demikian bukan persyaratan untuk membeli polis pada saat ini.
Namun, Chilelli mencatat bahwa jika UE mewajibkan vaksinasi bagi para pelancong agar memenuhi syarat untuk memasuki wilayahnya, maka Europ Assistance akan memperbarui kebijakannya sesuai dengan peraturan UE.
"Jika Uni Eropa memperbarui persyaratannya sendiri, kebijakan kami akan segera diperbarui menjadi, seperti biasanya, 100 persen patuh ," katanya, Selasa (29/12/2020).
Europ Assistance bukan satu-satunya perusahaan asuransi yang bermaksud mewajibkan vaksinasi untuk memberikan perlindungan bagi para pelancong ke UE jika UE membuat vaksinasi menjadi persyaratan wajib.
AXA, perusahaan asuransi multinasional Prancis yang berkantor pusat di Paris, juga berencana menolak perlindungan bagi mereka yang belum mengambil vaksin jika negara anggota UE mewajibkan untuk para pelancong.
Juru bicara perusahaan menuturkan kemungkinan negara-negara UE akan meminta orang yang masuk UE sudah divaksin. Jadi jika belum diinokulasi, maka pelanggan tidak akan mendapatkan perlindungan.
Namun, jika UE tidak memberlakukan persyaratan tersebut, maka AXA juga akan menanggung wisatawan yang tidak divaksinasi.
"Jika tidak ada persyaratan dari negara yang masuk, kami tidak dapat memaksakan bahwa orang telah memiliki vaksin - karena pelanggan mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkannya ," katanya.
Wisatawan tanpa vaksin saat ini dilindungi tanpa pengecualian oleh broker asuransi DR-WALTER juga.
Reinhard Bellinghausen , CEO DR-WALTER, mencatat bahwa pada prinsipnya, perusahaan asuransi tidak boleh mengubah polis asuransinya atas alasan diskriminasi hanya karena seseorang tidak mau divaksinasi.
Namun, perseroan tidak menampik kemungkinan bahwa pada masa mendatang perusahaan asuransi dapat mengembangkan tarif asuransi khusus yang ditujukan terutama untuk masyarakat yang tidak ingin divaksinasi, meski belum ada rencana tersebut saat ini.
“Yang pasti saat ini adalah bahwa perusahaan asuransi kami akan menanggung meskipun seseorang tidak divaksinasi / menolak untuk divaksinasi dan terinfeksi Covis-19,” katanya.
Dia juga menunjukkan bahwa jika biaya tambahan dibebankan kepada orang-orang yang tidak memiliki vaksin, mungkin akan lebih mahal atau tidak lagi mencakup Covid-19.