Bisnis.com, JAKARTA – Seorang pria berusia 75 tahun mendapatkan vaksin Covid-19 di Israel, tetapi meninggal beberapa jam kemudian karena serangan jantung yang diyakini pejabat tidak terkait dengan suntikan vaksin yang diberikan.
Dilansir dari New York Post, Rabu (30/12) pria itu mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 Pfizer pukul 8:30 pagi pada Senin (28/12) waktu setempat dan dalam beberapa jam kehilangan kesadaran sehingga dinyatakan meninggal dunia di rumahnya di Beit She’an.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Israel Chezy Levy menyatakan pihaknya telah meluncurkan penyelidikan, tetapi temuan awal menunjukkan bahwa suntikan vaksin tidak ada hubungannya dengan kematian pria tersebut.
Times of Israel melaporkan bahwa orang yang meninggal itu memiliki riwayat berbagai kondisi yang sudah ada sebelumnya, termasuk kanker dan masalah jantung, termasuk serangan jantung yang dialami sebelumnya.
Dia juga tidak menunjukkan tanda-tanda reaksi merugikan setelah divaksinasi dan hanya diizinkan pulang setelah periode pengamatan ketika dia menyatakan dirinya merasa baik-baik saja, “Kami berbagi duka dengan keluarga,” kata Levy dalam sebuah pernyataan.
Israel telah memulai program vaksinasi Covid-19 pada akhir pekan lalu, tepatnya pada Sabtu (19/12) waktu setempat, ditandai dengan penyuntikan vaksin virus corona baru kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Ketika itu, dia mengatakan bahwa dirinya meminta untuk divaksin pertama kali bersama dengan Menteri Kesehatan Yuli Edelstein untuk memberikan contoh kepada masyarakat sekaligus membujuk mereka untuk ikut serta dalam proses vaksinasi.
Negara tersebut menggunakan vaksin Covid-19 produk buatan Pfizer-BioNTech. Pemerintah Israel diketahui telah memesan kurang lebih delapan juga dosis vaksin kepada perusahaan pengembang November lalu.
Dari delapan juta dosis tersebut, sebagian di antaranya sudah tiba di Israel. Pfizer dan BioNTech dilaporkan menyiapkan kurang lebih empat juga dosis lain tersedia pada akhir Desember ini atau cukup untuk memvaksinasi sekitar 2 juta orang.